100 Pantun Empat Baris Jenis Nasehat, Jenaka, Pendidikan, Lucu

Contoh Pantun Empat Baris 

Kita mengenal macam-macam pantun

Berdasarkan jumlah barisnya, pantun ada yang terdiri dari dua baris, empat baris, dan enam baris. 

Dari semua jenis pantun tersebut, pantun empat baris merupakan pantun yang paling banyak. 

Kita bisa menemukan pantun empat baris, baik pantun nasehat, pantun agama, maupun pantun jenaka.

Maka berikut ini berbagai macam pantun empat baris dengan berbagai tema.

Pantun Empat Baris Jenis Nasehat

Di bawah ini merupakan 10 bait pantun nasehat. Pantun jenis ini merupakan pantun yang paling banyak. 

pantun 4 baris



1.
Burung gagak diam termenung,
Bersiul di puncak kina. 
Walau harta setinggi gunung,
Hiduplah dengan sederhana. 

2.
Tupai naik pohon kelapa,
Lalu sembunyi di balik bata.
Hidup ini tak mungkin lama,
Kepada Allah kembali kita. 

3.
Adik belajar dalam kelas,
Melihat dara di atas dahan. 
Betapa indah berhati ikhlas,
Hanya mencari ridha Tuhan. 

4.
Betapa indah sayap angsa,
Ke telaga mencari makan. 
Sayang terhadap sesama,
Selalu saling mendoakan. 

5.
Ke sungai mencari ikan,
Pegang ekor atau kepala. 
Jangan takut berbuat kebaikan,
Semua kebaikan dibalas pahala. 

-oOo-

6.
Belang-belang tubuh rusa,
Rusa tua panjang tanduknya. 
Allah adalah Tuhan Yang Esa,
Jangan pernah menduakan-Nya.

7.
Datang orang berbagai bangsa,
Hanya untuk mencari makan. 
Semua harta pasti binasa,
Kecuali yang didermakan. 

8.
Sungguh indah di tepi telaga,
Melihat pipit dengan tekukur. 
Tak akan cukup semua harga,
Jika di hati tiada syukur. 

9.
Kondangan pakai batik,
Batik mahal bernilai seni. 
Akhirat itu lebih baik,
Daripada dunia ini. 

10.
Malam hari pergi ronda,
Minum kopi pahit rasanya. 
Mari menghormati ayah bunda,
Berbaktilah agar mereka bahagia. 


Pantun Empat Baris Cinta

11.
Randu bukan sembarang randu,
Kayu randu untuk diukir. 
Rindu bukan sembarang rindu,
Rindu di hati tiada berakhir. 

12. 
Ranting tua terlihat renta,
Tersangkut pada kain renda. 
Bukan sayang bukan cinta,
Hanya rindu menggebu di dada. 

13.
Sungai Musi airnya bersih,
Masak di tungku hingga mendidih. 
Begini nasib ditinggal kekasih,
Dada terasa perih pedih. 

14.
Kupu-kupu terbang melayang,
Dari gunung turun ke rawa. 
Selamat berbahagia sayang,
Semoga sakinah hingga tua. 

15.
Jalan-jalan ke kota Tuban,
Jangan lupa ke Semarang. 
Kalau cinta pasti berkorban,
Demi kekasih tersayang. 

-oOo-

16.
Hari libur naik kereta,
Kaki sakit tertusuk duri. 
Cinta sejati tak meminta,
Cinta sejati selalu memberi. 

17.
Sepatu baru untuk kaki,
Sepatu lama ditinggalkan. 
Cinta bukan untuk memiliki,
Cinta untuk membahagiakan. 

18.
Langit mendung terlihat kelam,
Perahu kecil bocor karam. 
Walau berkorban siang malam,
Demi kekasih hatipun rasa tentram. 

19.
Apa gunanya lemari kaca,
Kalau terkena getah nangka. 
Apa gunanya bermain cinta,
Kalau hanya mendapat luka?

20.
Menulis surat dengan tinta,
Duduk berdiang cari kehangatan. 
Berikan aku sepucuk cinta,
Kuberikan padamu pengabdian. 


Pantun Empat Baris Tentang Pendidikan

Kita selalu membutuhkan ilmu. Ilmu diambil dari pendidikan. Maka pantun pendidikan ini merupakan sebagian kecil dari pantun lainnya. 

21.
Manis sekali buah pepaya,
Dipetik dari tepi rawa. 
Ilmu bagaikan berkas cahaya,
Menerangi hati dan jiwa. 

22. 
Membeli kain, kain batik,
Minyak kelapa satu tangki. 
Mari didik hati menjadi baik,
Bersihkan dari iri dan dengki. 

23.
Tanah liat untuk bata,
Jalan kampung mana rata. 
Mari didik lidah kita,
jangan sembarang berkata. 

24. 
Tanah Arab banyak onta,
Negeri gurun para raja. 
Mari didik kedua mata,
Lihatlah yang halal saja. 

25.
Sudah merah buah rambutan,
Petik satu di atas papan. 
Pendidikan bagai jembatan,
Tuk menuju masa depan. 

-oOo-

26.
Gadis desa tersenyum ramah,
Membawa sepotong lilin. 
Walau belajar hanya di rumah,
Belajarlah dengan disiplin. 

27.
Ramai sungguh suasana kota,
Menyandung batu yang mengganjal. 
Ke surga adalah tujuan kita,
Belajarlah ilmu dan amal. 

28. 
Hampir datang musim bersemi,
Turun hujan sangat lebat. 
Hancur segala yang di Bumi,
Saat didatangkan hari kiamat. 

29.
Kayu kering mudah terbelah,
Mudah pula menjadi patah. 
Mari kita ke sekolah,
Menimba ilmu yang berkah. 

30.
Indah sekali langit biru,
Di bawah pohon angin bertemu. 
Mari hormati ibunda guru,
Dialah pembawa obor ilmu. 


Pantun Empat Baris Lucu

Pantun lucu disebut juga sebagai pantun jenaka. Merupakan pantun ajakan untuk bersenda gurau. 

31.
Burung perkutut burung kutilang,
Sayap patah alangkah malang. 
Kalau kentut ga bilang-bilang,
Pasti pantatnya belang-belang. 

32.
Kangkung manis saus tiram,
Jadi kue dengan ketan.
Ada susahnya orang hitam,
Kalau malam tak kelihatan.

33.
Bolu lapis dalam loyang,
Kayu keras menjadi tiang. 
Alangkah susah orang peyang,
Tertiup angin goyang-goyang. 

34.
Kupu-kupu jadi kepompong,
Tertiup angin jatuh ke kali. 
Lihat itu anak ompong,
Kalau tertawa lucu sekali. 

35.
Mulut manis suka membual,
Lebih rendah dari hewan. 
Dasar nasib lagi sial,
Sepatu baru nginjek gituan. 

-oOo-

36.
Hari hujan terasa sendu,
Sepi sendiri di negeri orang. 
Siang malam hati merindu,
Yang dirindu diambil orang. 

37. 
Kue lezat memberi aroma,
Jatuh satu ke atas kain. 
Waktu susah berjuang bersama,
Sudah kaya dengan yang lain. 

38.
Sudah miskin berlagak sombong,
Nasib katak merasa lembu. 
Bukan aku berkata bohong,
Ada kata memikul lembu. 

39. 
Memang lezat tahu gejrot,
Tambah cabai warna merah. 
Ada susahnya badan gembrot,
Kalau berjalan disangka gajah. 

40.
Mari perbanyak amalan,
Persiapkan hari kebangkitan. 
Senang duduk di pelaminan, 
Sayang hanya dalam lamunan. 


Pantun Empat Baris Tentang Corona

41.
Luka pisau keluar darah,
Cari obat entah ke mana. 
Belajar di rumah kerja di rumah,
Semenjak beredar virus corona.

42.
Badan letih mari rebah,
Seharian kayu dibelah. 
Bosan belajar di rumah,
Ingin berangkat ke sekolah. 

43. 
Batik tulis di atas kain,
Tinta habis tempatnya kering. 
Belajar selalu online,
Tak mengerti, kepala pening.

44. 
Raja adil Samudra Pasai,
Benteng kuat untuk perisai. 
Moga corona cepat usai,
Negeri makmur serta damai. 

45.
Besi tua kini berkarat,
Menempel ke tanah begitu lekat. 
Jaga jarak supaya sehat,
Jangan dulu dekat-dekat. 

-oOo-

46.
Berbuat baik pada tetangga,
Beri sop bercampur lada. 
Pakai masker kemana juga,
Supaya sehat tetap terjaga. 

47.
Tangan kecil suka meraba,
Menulis surat pensil bertinta
Mari sama-sama berdoa,
Semoga usai wabah corona. 

48. 
Orang tua rambut beruban,
Uban putih seperti awan. 
Sudah banyak jatuh korban,
Mari berhati-hati wahai kawan. 

49. 
Nasi putih dalam piring,
Kue manis di atas nampan. 
Cuci tangan sering-sering,
Matikan virus serta kuman. 

50.
Kota besar penuh sampah,
Tak dibuang pada tempatnya. 
Corona ini musibah,
Agar kita taubat pada-Nya. 


Pantun Empat Baris Anak Sekolah

Sebagai murid, kita harus menghormati guru. Guru merupakan pembawa ilmu, menyampaikannya dengan penuh kasih sayang. Mengharapkan muridnya agar menjadi pandai. 

51.
Bunga mawar warna merah,
Rusa kecil lari mengejar. 
Pagi-pagi berangkat sekolah,
Niat di hati untuk belajar. 

52.
Rumah mungil di cibubur,
Ikan kecil diberi pakan. 
Kalau di kelas jangan tidur,
Dengarkan guru yang menerangkan. 


53.
Bunga bersemi begitu indah,
Di bawah langit yang biru. 
Jika ilmu ingin berkah,
Hormati bapak dan ibu guru. 

54. 
Sakit tangan teriris sembilu,
Entah sembuh sampai kapan. 
Bersakit-sakit dahulu,
Tentu sukses di masa depan. 

55. 
Surya datang waktu fajar,
Mulai hangat di waktu duha.
Ilmu didapat dengan belajar, 
Bukan dengan berleha-leha. 

-oOo-

56.
Belanda pulang sudah kalah,
Negara tak lagi terpecah belah. 
Pagi kita berangkat sekolah,
Sore hari belajar di madrasah. 

57.
Gubuk tua dari papan,
Beralaskan kertas koran. 
Sebelum sekolah sarapan,
Supaya kamu tidak kelaparan. 

58. 
Air berkumpul jadi genangan,
Air turun dari awan. 
Sekolah ini penuh kenangan,
Suatu hari penuh kerinduan. 

59.
Raja adil pada rakyat,
Hari raya makan ketupat.
Mari belajar dengan giat,
Agar rezeki datangnya cepat.

60.
Hujan basah datang tamu,
Masuk rumah datang topan. 
Kalau susah mencari ilmu,
Susah pula masa depan. 

Pantun Empat Baris Tentang Kesehatan

Orang sehat kadang-kadang lupa bersyukur. Mereka baru tahu harga kesehatan setelah sakit. Oleh karena itu harus ada motivasi yang kuat, sehingga mereka selalu menjaga kesehatannya.

61. 
Minum air dari kendi,
Beli pisang satu tandan. 
Bangun pagi langsung mandi,
Badan sehat sehat di badan. 

62.
Masakan lezat ikan udang,
Tambah juga dengan karang. 
Apa gunanya suka begadang,
Hanya membuat badan meriang.

63.
Putri cantik sedang dandan,
Seledang jatuh ke dipan. 
Jika ingin sehat badan,
Olah raga jangan ditinggalkan. 

64.
Jalan sepi sungguh rawan,
Coba temani seorang ajudan. 
Main game tau aturan,
Ingat tidur, ingat makan. 

65.
Hilangkan rasa dengki,
Dengki itu bagaikan api. 
Pagi hari jalan kaki,
Badan sehat, senang hati. 

-oOo-

66.
Badai topan belum reda,
Hancurkan kembang di taman. 
Sore hari bersepeda,
Keliling kampung bersama teman. 

67.
Awan tipis begitu ringan,
Pagi hari tunaikan janji. 
Jajan jangan sembarangan,
harus bersih dan bergizi. 

68.
Apa gunanya tiang pancang,
Kalau tegak di tengah hutan. 
Apa gunanya umur panjang,
Jika badan sakit-sakitan. 

69.
Burung puyuh ke telaga,
Mencari batu yang berongga. 
Kesehatan harus dijaga,
Dengan rajin berolahraga.

70.
Pulau Bali pulau Jawa,
Tempat ayam sering berkokok. 
Masih muda terlihat tua,
Gara-gara menghisap rokok. 


Pantun Empat Baris Tentang Sekolah 

71.
Anak kecil memetik ceri,
Tidak lupa mangga kueni. 
Sekolah sungguh asri,
Banyak tanaman di sana sini.

72.
Kaki terikat tangan meronta,
Angin berhembus bawa debu. 
Mari jaga sekolah tercinta,
Tempat kita menuntut ilmu. 

73.
Surya bangkit bumi terang,
Cahaya menimpa bunga di taman. 
Berangkat sekolah hati riang,
Berjumpa dengan teman-teman. 

74.
Naik kuda bawa pelana,
Jauh menuju kota Amra. 
Walaupun sekolahku sederhana,
Tapi aku terlalu cinta. 

75.
Kuah kari mana ketupatnya,
Terbakar oleh jilatan api. 
Buang sampah di tempatnya,
Supaya sekolah bersih rapi. 

-oOo-

76.
Pahit rasanya minum kopi,
Tentu tambah sedikit gula. 
Bersih indah juga rapi,
Itulah sekolahku yang tercinta.

77.
Kayu terbakar bersisa abu,
Badan terbakar tiada iman. 
Di sini anda mencari ilmu,
Bersama teman yang Budiman.

78.
Pikul padi di atas bahu,
Buka pintu suara berderit. 
Murid hormati para guru,
Guru menyayangi para murid.

79.
Kain mahal dari sutra,
Baru dibeli kemarin lusa. 
Terima kasih guru tercinta,
Untuk semua jasa-jasa.

80.
Untuk apa menjadi pertapa,
Mintalah pada Yang  Maha Kuasa. 
Jasamu tak akan pernah kulupa,
Walau Sampai Akhir Masa. 

Pantun Empat Baris Romantis

pantun empat baris


81.
Sungguh indah dipandang mata,
Para gadis yang menari. 
Dari dulu aku cinta,
Cinta sejati Sampai Mati. 

82.
Bunga mawar tumbuh di hulu,
Tangkai jatuh saling beradu. 
Lama sudah tidak bertemu,
Itulah sebabnya Aku rindu.

83.
Baju lama kini usang,
Lempar jauh ke pohon pisang. 
Hanya kamu yang ku sayang,
Dari dahulu sampai sekarang .

84.
Gurun pasir begitu gersang,
Cahaya turun, datang bayang. 
Walau abang tak punya uang,
Aku selalu tetap sayang. 

85.
Kembang indah kembang melati,
Pohon keras pohon jati. 
Cintaku ini sampai mati,
Hanya kamu di dalam hati. 

-oOo-

86.
Walau hujan sedang gerimis,
Mari menyusun rangkaian kata. 
Walau banyak gadis yang manis,
Hanya kamu yang kucinta. 

87.
Ikan timbul lalu tenggelam,
Di sungai kecil berenang-renang. 
Menangis siang sampai malam,
Teringat kekasih diambil orang. 

88. 
Alangkah nikmat makan pisang,
Cicipi juga buah pepaya. 
Selamat pagi duhai sayang,
Semoga hari ini kau bahagia. 

89. 
Padi tumbuh di atas lumpur,
Lumpur subur dalam sawah. 
Selamat malam selamat tidur,
Semoga kamu mimpi yang indah.

90.
Dari mana datangnya lintah,
Dari sawah turun ke kali. 
Dari mana datangnya cinta,
Dari mata turun ke hati.

Pantun Empat Baris Untuk Anak-Anak

91.
Jangan pernah putus asa,
Masa depan masihlah terang. 
Naik delman keliling desa,
Dari siang hingga petang. 

92.
Malam hari makan kerang,
Cemilannya goreng kentang. 
Dari dahulu sampai sekarang,
Bermain di sawah selalu senang. 

93.
Mekar mawar di halaman,
Tempat anak pergi jajan. 
Main bila bersama teman,
Sambil bermain air hujan. 

94.
Ikan lele ikan lembat,
Banyak daging tak bertulang. 
Hujan turun sangat lebat,
Saatnya untuk berpetualang. 

95.
Tinggi sekali pohon pinang,
Lebih tinggi dari tangga. 
Hari libur hati senang,
Bertamasya bersama keluarga. 

-oOo-

96.
Sebelum badai datang angin,
Angin topan berputar-putar. 
Walau hati senang bermain,
Jangan lupa untuk belajar. 

97.
Sungguh tajam gigi buaya,
Buaya dari tepirawa. 
Mari main bersama saya,
Supaya hati bergembira. 

98.
Pergi memancing dapat cakalang,
Pulangnya naik kereta delman. 
Hati senang bukan kepalang,
Bermain bersama dengan teman. 

99.
Gadis manis duduk bergaya,
Sambil memakai baju kebaya. 
Cukup sekian pantun saya,
Semoga bisa menghibur semua. 

100. 
Pagi hari minum selasih,
Berangkat ke pasar beli kain. 
Cukup sekian terimakasih,
Sampai jumpa di pantun lain. 

No Comment
Add Comment
comment url