60 Contoh Pantun Berbalas : 4 Bait, Perkenalan, Pendidikan, Nasehat, dan Cinta
Inilah pantun berbalas-balasan. Yuk simak satu persatu!
1.
Anak kecil sedang menuntun,
Seorang kakek berkaki buntung.
Aku hendak bermain pantun,
Adakah tuan sudi bergabung?
Balasan:
2.
Putih warna badan angsa,
Angsa bermain di bawah pepaya.
Pantun adalah budaya bangsa,
Mari berpantun bersama saya.
3.
Kalau beli kain batik,
Letakan dengan sejajar.
Kalau pantun kurang baik,
Saya ini baru belajar.
Balasan:
4.
Baca syair dengan irama,
Walau suara seadanya.
Mari belajar bersama-sama,
Sambil lestarikan budaya kita.
Itulah contoh dari pantun berbalas. Pantun berbalas sudah sering kita dengar.
Hingga saat ini, masih banyak tanding pantun. Tanding pantun sendiri merupakan pantun berbalas-balasan.
Biasanya diselenggarakan oleh suku Melayu, baik di Malaysia maupun Indonesia.
Di Palembang terdapat acara pantun gayung bersambut. Yang juga merupakan acara berbalas pantun.
Sedangkan suku Betawi (Jakarta), mengenal pantun palang pintu. Acara berpantun dalam acara pernikahan.
Kita tidak hanya mengenal pantun nasehat, teka-teki, maupun pantun berkasih-kasihan.
Saat banyak pantun yang dikenal di masyarakat. Baik itu pantun humor, kelakar, maupun pantun untuk bermain-main.
1.
Hari raya makan ketupat,
Setelah makan ambil pepaya.
Mana pemantun paling hebat,
Coba tanding dengan saya.
Balasan:
2.
Saya ingin makan ketupat,
Ketupat dari kota Banjar.
Saya ini tidak hebat,
Pantun saya baru belajar.
3.
Zaitun bukan sembarang zaitun,
Zaitun harum tercium aroma.
Pantun bukan sembarang pantun,
Pantun jawara dari Jakarta.
Balasan:
4.
Kuda lari, berkibar bendera,
Menuju negeri kaya raya.
Walau bukan seorang jawara,
Berani kamu menantang saya.
5.
Sawah hijau luas membentang,
Di tepinya petani berdiri.
Dari mana kamu datang,
Apa maksud hendak ke sini?
Balasan:
6.
Nelayan sudah berlabuh,
Ingin mengambil daun pinang.
Datang dari negeri jauh,
Datang ke sini hendak meminang.
7.
Jangan lupa membeli jenang,
Untuk dibawa ke kota Pinrang.
Siapa hendak engkau pinang,
Jangan sampai salah orang.
Balasan:
8.
Kayu patah digergaji,
Jatuh ke rumput jerami.
Meminang Alia anak Pak Haji,
Untuk Rinto anak kami.
9.
Hari Ahad pergi kemah,
Ke bukit sebelah utara.
Silakan masuk ke dalam rumah,
Asalkan kalahkan dulu si jawara.
Balasan:
10.
Elang terbang berkelebat,
Jauh ke atas mana awannya.
Mana jawara paling hebat,
Saya hendak melawannya.
Sudah baca kumpulan pantun nasehat? Berisikan berbagai bimbingan hidup. Baik nasehat dari orang tua maupun dari agama.
Untuk melengkapinya, sekarang kita belajar pantun nasehat berbalas-balasan.
11.
Pulang ke desa setelah ashar,
Siapa tahu berjumpa jodoh.
Apa gunanya tekun belajar,
Kalau bodoh tetaplah bodoh.
Balasan:
12.
Air beras namanya tajin,
Sangat nikmat di ujung lidah.
Belajarlah dengan rajin,
Belajar itu bagian dari ibadah.
13.
Ada tupai pergi ke kali,
Air mengalir amat jernihnya.
Betapa engkau pandai sekali,
Apa rahasia yang kau punya?
Balasan:
14.
Setelah senin pasti selasa,
Malam hari pergi ke pekan.
Aku tak punya rahasia,
Pandai itu dari ketekunan.
15.
Senja hari makan petai,
Dengan bawang masih pentil.
Ingin cita-cita tercapai,
Terus berjuang semenjak kecil.
Balasan:
16.
Karena malu jadi grogi,
Bibir bawah tergigit.
Cita-cita mesti tinggi,
Bagaikan bintang di langit.
17.
Ke pantai mengambil kerang,
Beri bumbu bawang merah.
Kadang perih saat berjuang,
Hati ingin mundur menyerah.
Balasan:
18.
Kayu patah jatuh terbelah,
Tertimpa hujan semua basah.
Mundur menyerah berarti kalah,
Segala usaha jadi sia-sia.
19.
Potong bebek angsa di kuali,
Campur sedikit dengan ikan.
Bangun pagi susah sekali,
Apa yang harus aku lakukan?
Balasan:
20.
Naik-naik ke gunung tinggi,
Dari Riau ke kota Padang.
Kalau ingin bangun pagi,
Malam-malam jangan begadang.
Pantun berbalas sangat cocok untuk para remaja. Mereka bisa bercengkrama sambil bermain dengan bahasa.
Pantun berikut ini merupakan pantun berbalas antara 2 orang. Silakan ambil contohnya.
21.
Idul adha membeli sapi,
Kambing muda untuk kenduri.
Duduk sendiri dalam sepi,
Tak ada orang yang menemani.
Balasan:
22.
Sulam baju dengan jemari,
Di rumah saja musim pandemi.
Daripada susah sendiri,
Ayo main bersama kami.
23.
Makan telur malah alergi,
Ke rumah dokter kembali.
Main malas tak ada energi,
Badan lesu letih sekali.
Balasan:
24.
Senja petang baik bertasbih,
Jin setan pasti membenci.
Kalau badan terasa lebih,
Bisa jadi kurang gizi.
25.
Sungai musi tak pernah kering,
Udara berhembus terasa dingin.
Kepala pusing semakin pening,
Belajarpun aku tak ingin.
Balasan:
26.
Malam hari begitu hening,
Duduk sendiri di atas papan.
Kenapa kamu pening,
Mungkin kamu belum sarapan.
27.
Rumah tua dari papan,
Di serambi makan udang.
Sarapan sudah sarapan,
Walau hanya dengan rendang.
Balasan:
28.
Kena luka menginjak beling,
Ambil minyak dengan canting.
Bagaimana bisa pening,
Padahal sarapan habis sepiring.
29.
Kering bukan sembarang kering,
Kering motor dari bensin.
Pening bukan sembarang pening,
Pening karena ingin kawin.
Balasan:
30.
Terasa sejuk sapuan angin,
Tepat untuk pergi ke Demak.
Bagaimana ingin kawin,
Jajan saja minta ke emak.
Banyak sekali pantun yang berisi pendidikan. Bahkan pantun sendiri berasal dari kata “penuntun.” Yang artinya tuntunan.
Oleh karenanya, pantun sebenarnya berisi tuntunan atau nasehat.
Di bawah ini merupakan kumpulan pantun pendidikan berbalas-balasan.
31.
Gunung tinggi berbatu-batu,
Rumput hijau tumbuh merambat.
Pergi ke sekolah tepat waktu,
Apa alasan sering terlambat.
Balasan:
32.
Kenapa rumput tumbuh merambat,
Biar terinjak oleh rusa.
Kenapa sering terlambat,
Karena tidurnya terlalu lama.
33.
Gadis manis menari serimpi,
Di bawah pohon meranti.
Ingin hati menggapai mimpi,
Menjadi orang yang sukses nanti.
Balasan:
34.
Kalau menari, menari serimpi,
Indah sekali jadi tontonan.
Jika ingin menggapai mimpi,
Rasa malas tolong tinggalkan.
35.
Buah nangka buah sukun,
Pohonnya ada di tepi kali.
Belajar mestilah tekun,
Tapi tekun itu susah sekali.
Balasan:
36.
Sungguh indah burung kenari,
Terbang ke sana ke mari.
Kalau ingin tekun diri,
Latihlah semenjak dini.
37.
Uang seribu dalam saku,
Untuk membeli meja kaca.
Gudang ilmu ada pada buku,
Hanya saja malas membaca.
Balasan:
38.
Siapa membeli meja kaca,
Masuk ke rumah berputar-putar.
Siapa yang malas membaca,
Mana bisa dia pintar.
39.
Orang mati dalam keranda,
Kanan kiri orang menjaga.
Penuh ilmu di dalam dada,
Kenapa masih sombong juga?
Balasan:
40.
Tanam talas tanam keladi,
Makan dulu lauk terasi.
Hendaklah ikut resmi padi,
Makin tunduk makin berisi.
Berkenalan menggunakan pantun? Kalau memang ingin menggunakan pantun, bacalah pantun perkenalan di bawah ini.
Pantun di bawah bisa digunakan sebagai latihan berbalas pantun. Bertemakan perkenalan. Yuk, kita membuat pantun mengajak berkenalan.
41.
Sore hari jalan-jalan,
Senang hati keliling taman.
Bolehkah kita berkenalan,
Supaya kita menjadi teman.
Balasan:
42.
Senang hati keliling taman,
Tepi taman berbatu karang.
Bolehkah kita menjadi teman,
Seribu temanpun masih kurang.
43.
Lezatnya makan tahu,
Setelah minum jamu.
Bolehkah aku tahu,
Siapakah namamu?
Balasan:
44.
Kaki tertusuk paku,
Tentu saja sampai luka.
Budi adalah namaku,
Kalau namamu siapa?
45.
Udara dingin membeku,
Menunggang kuda poni.
Rinto adalah namaku,
Aku tinggal sekitar sini.
Balasan:
46.
Kue klepon dari ketan,
Malam hari habis dimakan.
Salam kenal salam persahabatan,
Inilah awal dari kebaikan.
47.
Apa tanda hujan lebat,
Kadang disertai petir kilat.
Apa tanda orang bersahabat,
Walau sahabat tidaklah hebat.
Balasan:
48.
Jamu pahit dari kencur,
Jamu untuk nafsu makan.
Bersahabat mestilah jujur,
Kesalahannya mari maafkan.
49.
Sungai musi airnya bersih,
Naik sampai saat pagi.
Sekian terimakasih,
Semoga esok jumpa lagi.
Balasan:
50.
Dari utara ke selatan,
Terdengar suara alunan.
Terimakasih untuk kesempatan,
Aku senang selalu berteman.
Cinta selalu menarik. Pantun di bawah ini merupakan pantun balas-balasan cinta.
Semoga contoh pantun di bawah ini bisa dijadikan sumber untuk membuat pantun.
51.
Jalan berliku kini rata,
Dinaungi awan gemawan.
Senang hati jatuh cinta,
Pada orang yang rupawan.
Balasan:
52.
Bunga melati bunga dahlia,
Mekar satu di tepi rawa.
Hati-hati saat jatuh cinta,
Bisa-bisa kena kecewa.
53.
Cantik sekali tanduk rusa,
Kulihat di kebun raya.
Jatuh cinta berjuta rasa,
Rasa terbanyak adalah bahagia.
Balasan:
54.
Kalau melihat tanduk rusa,
Lihat pula putihnya angsa.
Kalau sedang jatuh cinta,
Tai kucingpun coklat terasa.
Balasan:
55.
Hangat sekali rasa pala,
Dipetik dari kebun rimba.
Kadang-kadang jadi gila,
Kalau orang sedang jatuh cinta.
56.
Masa lalu kini membayang,
Melati mekar tanpa dahan.
Apa kabar wahai sayang,
Rindu di hati tak tertahan.
Balasan:
57.
Baju batik untuk raja,
Raja dari kota Jogja.
Di sini baik-baik saja,
Hanya saja ingin berjumpa.
58.
Burung dara terbang melayang,
Walau terbang tanpa bekal.
Sabar duhai kekasih sayang,
Di sini aku mencari bekal.
Balasan:
59.
Kabar bukan sembarang kabar,
Kabar sudah lama dinanti.
Sabar bukan sembarang sabar,
Sabar menunggu kekasih hati.
60.
Santan kental kelapa tua,
Dari pasar mari dibawa.
Moga esok kita berjumpa,
Lalu hidup penuh bahagia.
1.
Anak kecil sedang menuntun,
Seorang kakek berkaki buntung.
Aku hendak bermain pantun,
Adakah tuan sudi bergabung?
Balasan:
2.
Putih warna badan angsa,
Angsa bermain di bawah pepaya.
Pantun adalah budaya bangsa,
Mari berpantun bersama saya.
3.
Kalau beli kain batik,
Letakan dengan sejajar.
Kalau pantun kurang baik,
Saya ini baru belajar.
Balasan:
4.
Baca syair dengan irama,
Walau suara seadanya.
Mari belajar bersama-sama,
Sambil lestarikan budaya kita.
Itulah contoh dari pantun berbalas. Pantun berbalas sudah sering kita dengar.
Hingga saat ini, masih banyak tanding pantun. Tanding pantun sendiri merupakan pantun berbalas-balasan.
Biasanya diselenggarakan oleh suku Melayu, baik di Malaysia maupun Indonesia.
Di Palembang terdapat acara pantun gayung bersambut. Yang juga merupakan acara berbalas pantun.
Sedangkan suku Betawi (Jakarta), mengenal pantun palang pintu. Acara berpantun dalam acara pernikahan.
Contoh Pantun Berbalas 4 Bait
Kita tidak hanya mengenal pantun nasehat, teka-teki, maupun pantun berkasih-kasihan.
Saat banyak pantun yang dikenal di masyarakat. Baik itu pantun humor, kelakar, maupun pantun untuk bermain-main.
1.
Hari raya makan ketupat,
Setelah makan ambil pepaya.
Mana pemantun paling hebat,
Coba tanding dengan saya.
Balasan:
2.
Saya ingin makan ketupat,
Ketupat dari kota Banjar.
Saya ini tidak hebat,
Pantun saya baru belajar.
3.
Zaitun bukan sembarang zaitun,
Zaitun harum tercium aroma.
Pantun bukan sembarang pantun,
Pantun jawara dari Jakarta.
Balasan:
4.
Kuda lari, berkibar bendera,
Menuju negeri kaya raya.
Walau bukan seorang jawara,
Berani kamu menantang saya.
5.
Sawah hijau luas membentang,
Di tepinya petani berdiri.
Dari mana kamu datang,
Apa maksud hendak ke sini?
Balasan:
6.
Nelayan sudah berlabuh,
Ingin mengambil daun pinang.
Datang dari negeri jauh,
Datang ke sini hendak meminang.
7.
Jangan lupa membeli jenang,
Untuk dibawa ke kota Pinrang.
Siapa hendak engkau pinang,
Jangan sampai salah orang.
Balasan:
8.
Kayu patah digergaji,
Jatuh ke rumput jerami.
Meminang Alia anak Pak Haji,
Untuk Rinto anak kami.
9.
Hari Ahad pergi kemah,
Ke bukit sebelah utara.
Silakan masuk ke dalam rumah,
Asalkan kalahkan dulu si jawara.
Balasan:
10.
Elang terbang berkelebat,
Jauh ke atas mana awannya.
Mana jawara paling hebat,
Saya hendak melawannya.
Contoh Pantun Berbalas Nasehat
Sudah baca kumpulan pantun nasehat? Berisikan berbagai bimbingan hidup. Baik nasehat dari orang tua maupun dari agama.
Untuk melengkapinya, sekarang kita belajar pantun nasehat berbalas-balasan.
11.
Pulang ke desa setelah ashar,
Siapa tahu berjumpa jodoh.
Apa gunanya tekun belajar,
Kalau bodoh tetaplah bodoh.
Balasan:
12.
Air beras namanya tajin,
Sangat nikmat di ujung lidah.
Belajarlah dengan rajin,
Belajar itu bagian dari ibadah.
13.
Ada tupai pergi ke kali,
Air mengalir amat jernihnya.
Betapa engkau pandai sekali,
Apa rahasia yang kau punya?
Balasan:
14.
Setelah senin pasti selasa,
Malam hari pergi ke pekan.
Aku tak punya rahasia,
Pandai itu dari ketekunan.
15.
Senja hari makan petai,
Dengan bawang masih pentil.
Ingin cita-cita tercapai,
Terus berjuang semenjak kecil.
Balasan:
16.
Karena malu jadi grogi,
Bibir bawah tergigit.
Cita-cita mesti tinggi,
Bagaikan bintang di langit.
17.
Ke pantai mengambil kerang,
Beri bumbu bawang merah.
Kadang perih saat berjuang,
Hati ingin mundur menyerah.
Balasan:
18.
Kayu patah jatuh terbelah,
Tertimpa hujan semua basah.
Mundur menyerah berarti kalah,
Segala usaha jadi sia-sia.
19.
Potong bebek angsa di kuali,
Campur sedikit dengan ikan.
Bangun pagi susah sekali,
Apa yang harus aku lakukan?
Balasan:
20.
Naik-naik ke gunung tinggi,
Dari Riau ke kota Padang.
Kalau ingin bangun pagi,
Malam-malam jangan begadang.
Contoh Pantun Berbalas 2 Bait
Pantun berbalas sangat cocok untuk para remaja. Mereka bisa bercengkrama sambil bermain dengan bahasa.
Pantun berikut ini merupakan pantun berbalas antara 2 orang. Silakan ambil contohnya.
21.
Idul adha membeli sapi,
Kambing muda untuk kenduri.
Duduk sendiri dalam sepi,
Tak ada orang yang menemani.
Balasan:
22.
Sulam baju dengan jemari,
Di rumah saja musim pandemi.
Daripada susah sendiri,
Ayo main bersama kami.
23.
Makan telur malah alergi,
Ke rumah dokter kembali.
Main malas tak ada energi,
Badan lesu letih sekali.
Balasan:
24.
Senja petang baik bertasbih,
Jin setan pasti membenci.
Kalau badan terasa lebih,
Bisa jadi kurang gizi.
25.
Sungai musi tak pernah kering,
Udara berhembus terasa dingin.
Kepala pusing semakin pening,
Belajarpun aku tak ingin.
Balasan:
26.
Malam hari begitu hening,
Duduk sendiri di atas papan.
Kenapa kamu pening,
Mungkin kamu belum sarapan.
27.
Rumah tua dari papan,
Di serambi makan udang.
Sarapan sudah sarapan,
Walau hanya dengan rendang.
Balasan:
28.
Kena luka menginjak beling,
Ambil minyak dengan canting.
Bagaimana bisa pening,
Padahal sarapan habis sepiring.
29.
Kering bukan sembarang kering,
Kering motor dari bensin.
Pening bukan sembarang pening,
Pening karena ingin kawin.
Balasan:
30.
Terasa sejuk sapuan angin,
Tepat untuk pergi ke Demak.
Bagaimana ingin kawin,
Jajan saja minta ke emak.
Berbalas Pantun Pendidikan
Banyak sekali pantun yang berisi pendidikan. Bahkan pantun sendiri berasal dari kata “penuntun.” Yang artinya tuntunan.
Oleh karenanya, pantun sebenarnya berisi tuntunan atau nasehat.
Di bawah ini merupakan kumpulan pantun pendidikan berbalas-balasan.
31.
Gunung tinggi berbatu-batu,
Rumput hijau tumbuh merambat.
Pergi ke sekolah tepat waktu,
Apa alasan sering terlambat.
Balasan:
32.
Kenapa rumput tumbuh merambat,
Biar terinjak oleh rusa.
Kenapa sering terlambat,
Karena tidurnya terlalu lama.
33.
Gadis manis menari serimpi,
Di bawah pohon meranti.
Ingin hati menggapai mimpi,
Menjadi orang yang sukses nanti.
Balasan:
34.
Kalau menari, menari serimpi,
Indah sekali jadi tontonan.
Jika ingin menggapai mimpi,
Rasa malas tolong tinggalkan.
35.
Buah nangka buah sukun,
Pohonnya ada di tepi kali.
Belajar mestilah tekun,
Tapi tekun itu susah sekali.
Balasan:
36.
Sungguh indah burung kenari,
Terbang ke sana ke mari.
Kalau ingin tekun diri,
Latihlah semenjak dini.
37.
Uang seribu dalam saku,
Untuk membeli meja kaca.
Gudang ilmu ada pada buku,
Hanya saja malas membaca.
Balasan:
38.
Siapa membeli meja kaca,
Masuk ke rumah berputar-putar.
Siapa yang malas membaca,
Mana bisa dia pintar.
39.
Orang mati dalam keranda,
Kanan kiri orang menjaga.
Penuh ilmu di dalam dada,
Kenapa masih sombong juga?
Balasan:
40.
Tanam talas tanam keladi,
Makan dulu lauk terasi.
Hendaklah ikut resmi padi,
Makin tunduk makin berisi.
Berbalas Pantun Perkenalan
Berkenalan menggunakan pantun? Kalau memang ingin menggunakan pantun, bacalah pantun perkenalan di bawah ini.
Pantun di bawah bisa digunakan sebagai latihan berbalas pantun. Bertemakan perkenalan. Yuk, kita membuat pantun mengajak berkenalan.
41.
Sore hari jalan-jalan,
Senang hati keliling taman.
Bolehkah kita berkenalan,
Supaya kita menjadi teman.
Balasan:
42.
Senang hati keliling taman,
Tepi taman berbatu karang.
Bolehkah kita menjadi teman,
Seribu temanpun masih kurang.
43.
Lezatnya makan tahu,
Setelah minum jamu.
Bolehkah aku tahu,
Siapakah namamu?
Balasan:
44.
Kaki tertusuk paku,
Tentu saja sampai luka.
Budi adalah namaku,
Kalau namamu siapa?
45.
Udara dingin membeku,
Menunggang kuda poni.
Rinto adalah namaku,
Aku tinggal sekitar sini.
Balasan:
46.
Kue klepon dari ketan,
Malam hari habis dimakan.
Salam kenal salam persahabatan,
Inilah awal dari kebaikan.
47.
Apa tanda hujan lebat,
Kadang disertai petir kilat.
Apa tanda orang bersahabat,
Walau sahabat tidaklah hebat.
Balasan:
48.
Jamu pahit dari kencur,
Jamu untuk nafsu makan.
Bersahabat mestilah jujur,
Kesalahannya mari maafkan.
49.
Sungai musi airnya bersih,
Naik sampai saat pagi.
Sekian terimakasih,
Semoga esok jumpa lagi.
Balasan:
50.
Dari utara ke selatan,
Terdengar suara alunan.
Terimakasih untuk kesempatan,
Aku senang selalu berteman.
Pantun Berbalas Cinta
Cinta selalu menarik. Pantun di bawah ini merupakan pantun balas-balasan cinta.
Semoga contoh pantun di bawah ini bisa dijadikan sumber untuk membuat pantun.
51.
Jalan berliku kini rata,
Dinaungi awan gemawan.
Senang hati jatuh cinta,
Pada orang yang rupawan.
Balasan:
52.
Bunga melati bunga dahlia,
Mekar satu di tepi rawa.
Hati-hati saat jatuh cinta,
Bisa-bisa kena kecewa.
53.
Cantik sekali tanduk rusa,
Kulihat di kebun raya.
Jatuh cinta berjuta rasa,
Rasa terbanyak adalah bahagia.
Balasan:
54.
Kalau melihat tanduk rusa,
Lihat pula putihnya angsa.
Kalau sedang jatuh cinta,
Tai kucingpun coklat terasa.
Balasan:
55.
Hangat sekali rasa pala,
Dipetik dari kebun rimba.
Kadang-kadang jadi gila,
Kalau orang sedang jatuh cinta.
56.
Masa lalu kini membayang,
Melati mekar tanpa dahan.
Apa kabar wahai sayang,
Rindu di hati tak tertahan.
Balasan:
57.
Baju batik untuk raja,
Raja dari kota Jogja.
Di sini baik-baik saja,
Hanya saja ingin berjumpa.
58.
Burung dara terbang melayang,
Walau terbang tanpa bekal.
Sabar duhai kekasih sayang,
Di sini aku mencari bekal.
Balasan:
59.
Kabar bukan sembarang kabar,
Kabar sudah lama dinanti.
Sabar bukan sembarang sabar,
Sabar menunggu kekasih hati.
60.
Santan kental kelapa tua,
Dari pasar mari dibawa.
Moga esok kita berjumpa,
Lalu hidup penuh bahagia.