80 Contoh Pantun Ajakan : Disiplin, Belajar, Masker, Mencintai Bangsa
Ajakan terhadap kebaikan merupakan kebaikan juga. Bisa jadi ajakan tersebut merupakan nasehat.
Dalam pantun agama, terdapat juga ajakan untuk berbuat kebaikan.
Begitu pula dalam pantun nasehat. Pasti ada ajakan untuk menunaikan kebaikan.
Dalam pantun ajakan ini digunakan beberapa bentuk kalimat. Misalnya berupa kalimat ajakan, saran, maupun perintah.
Pantun ini termasuk pantun pendidikan untuk anak-anak.
Di bawah ini pantun tentang kedisiplinan. Karena kedisiplinan merupakan sesuatu yang sangat penting. Tanpa disiplin segala sesuatu bisa susah.
Apapun yang kita kerjakan harus dengan disiplin. Entah itu belajar maupun bekerja.
Orang-orang yang sukses adalah mereka yang disiplin. Mereka bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja tuntas.
Hanya dengan disiplin lah seseorang bisa bekerja secara tuntas.
Belajarlah displin di sekolah. Selain itu, disiplin dan jujur adalah ciri orang yang berhasil. Inilah pantun tentang disiplin.
1.
Si Kancil di sungai ulin,
Hujan lebat hujannya besar.
Dari kecil kita disiplin,
Dapat manfaat di waktu besar.
2.
Turun perahu, nelayan menambat,
Ujung diikat di dekat batu.
Berangkat sekolah jangan terlambat,
Anak disiplin tepat waktu.
3.
Hari panas memakai topi,
Jalan-jalan ke Kertajati.
Pakaian selalu rapi,
Cermin pelajar yang sejati.
4.
Adik menari tarian serimpi,
Kaki melangkah hati-hati.
Bagaimana membangun mimpi,
Kalau disiplin tak di hati.
5.
Hari Raya mari berkorban,
Kirim daging pada ajengan.
Mari menjaga ketertiban,
Supaya hidup terasa nyaman.
6.
Badan lesu minum jamu,
Jamu dari jambu batu.
Ingatlah selalu dalam hidupmu,
Disiplin itu bagaikan pintu.
7.
Sungguh indah awan gemawan,
Mengambang di langit bersahaja.
Jangan lupa wahai kawan,
Kita disiplin di mana saja.
8.
Jalan jauh kaki pun letih,
Sakit pula tertusuk Duri.
Disiplin mesti dilatih,
Tak tercapai kalau sehari.
9.
Air berkumpul di dekat bandar,
Untuk mandikan badan pegal.
Giat-giatlah engkau belajar,
Agar kelak tak menyesal.
10.
Malam hari nyalakan lilin,
Hari dingin mari hangatkan.
Jika engkau tak disiplin,
Niscaya hidupmu berantakan.
Kepada teman kadang-kadang kita juga mengajak. Misalnya mengajak untuk bermain, belajar, bergabung dengan kita.
Dan juga bisa mengancam agar mereka menjaga lingkungan atau sekedar mengajak minum kopi.
Inilah beberapa bait pantun ajakan kepada teman.
11.
Kepala sakit karena migrain,
Duduk santai di bangku taman.
Alangkah senang aku bermain,
Sayang sayang tak ada teman.
12.
Jalan-jalan ke Irian,
Ambil layangan di bawah angin.
Di rumah ini hanya sendirian,
Ayolah teman kita bermain .
13.
Anak ayam di pinggir kali,
Keluar kandang selagi pagi.
Berlibur sudah lama sekali,
Saatnya kini belajar lagi.
14.
Musim hujan kena bersin,
Harus pergi ke kota Banjar.
Kalau di kelas jangan bermain,
Kalau bermain tak bisa belajar.
15.
Jalan-jalan ke Jatijajar,
Naik motor berputar-putar.
Ayo teman kita belajar,
Kalau belajar pastilah pintar.
16.
Jalan-jalan ke Kota Pinang,
Pulangnya ke Sungai Asahan.
Bagaimana hati tak tenang,
Semua menjaga kebersihan.
17.
Tanah liat dibuat bata,
Air di sungai telah tumpah.
Jaga lingkungan kita,
Bersihkan dari segala sampah.
18.
Alangkah senang orang beriman,
Hilang takut, datang aman.
Lingkungan bersih jadi idaman,
Suasana pun terasa nyaman.
19.
Bambu kuning untuk anyaman,
Diberi kayu membuat kandang.
Tanam bunga tanam pepohonan,
Lingkungan kita menjadi rindang.
20.
Anak kecil sedang menari,
Pakai selendang, selendang sari.
Hati ini berseri-seri,
Sebab lingkungan semakin asri.
21.
Alangkah indah wajah bumi,
Bunga-bunga mekar bersemi.
Sekarang ini masa pandemi,
Mari kita menjaga diri.
22.
Hari Sabtu anak berkemah,
Berkemah di bawah pohon kina.
Jika hendak keluar rumah,
Pakai masker, hindari corona.
23.
Gunung Bromo penuh pesona,
Keasriannya selalu terjaga.
Pakai masker dengan sempurna,
Tutupi hidung, mulut juga.
24.
Anak pintar banyak bakatnya,
Hati senang penuh bahagia.
Sakit corona belum ada obatnya,
Mencegah itu lebih utama.
25.
Apa gunanya buah kurma,
Kalau tidak untuk sedekah.
Apa gunanya main bersama,
Kalau nanti sakit bersama.
26.
Gadis desa sungguh ramah,
Desa kecil tempat ber-uzlah.
Selama corona belajar di rumah,
Walau susah tak rasa lelah.
27.
Malam hari turun hujan,
Hujan deras begitu lebat.
Corona ini adalah ujian,
Mungkin karena insan maksiat.
28.
Jalan-jalan ke Raja Ampat,
Kaki tersandung karena terikat.
Marilah kita bertaubat,
Supaya azab diangkat.
29.
Panggang sate di atas bara,
Perut lapar telah menjelma.
Azab di dunia sementara,
Di akhirat lebih lama.
30.
Sungguh nikmat makan lemper,
Taplak meja ujungnya di bordir.
Biasakan memakai masker,
Selama wabah belum berakhir.
Belajar merupakan pintu mendapat ilmu. Orang-orang pandai adalah orang belajar.
Maka di sini kita membuat pantun ajakan belajar. Semoga teman-teman pun ikut rajin.
31.
Bangun pagi di waktu Fajar,
Pergi ke laut ingin diantar.
Wahai teman mari belajar,
Supaya kita sama-sama pintar.
32.
Udara dingin datang menderu,
Memanggang ikan padam apinya.
Buku itu tempatnya ilmu,
Membaca adalah kuncinya.
33.
Mentari pagi telah berpijar,
Menerangi bumi yang kecil.
Hendaklah kamu tekun belajar,
Kalau tekun kamu berhasil.
34.
Duduk sendiri menjadi jemu,
Lebih baik untuk membaca.
Bila kamu banyak ilmu,
Mudah hidup di mana saja.
35.
Dari sini menuju hulu,
Bantal guling penuh kapasnya.
Kerjakan PR terlebih dahulu,
Barulah bermain sepuasnya.
36.
Kolam kecil tempat si ikan,
Ikan gabus lezat dimakan.
Walau main menyenangkan,
Belajar jangan dilupakan.
37.
Jembatan kecil untuk titian,
Di bawah berenang ikan-ikan.
Belajar bersama menyenangkan,
Bertemu kawan ilmu didapatkan.
38.
Luka tangan dua sayat,
Obati dengan akar rumput.
Kita belajar sepanjang hayat,
Hingga ajal datang menjemput.
39.
Tanam bunga, bunga melati,
Dari kebun membawa pala.
Masukan ilmu hingga hati,
Jangan hanya di kepala.
40.
Kue manis dalam nampan,
Bahan dari beras ketan.
Sebelum sekolah sarapan,
Supaya kuat seluruh badan.
41.
Air pantai berbusa-busa,
Duduk sendiri di sisi tepi.
Negeri indah negeri Indonesia,
mari kita cintai dari hati.
42.
Untuk obat si pohon kina,
Ambil daunnya kalau layu.
Malaysia indah mempesona,
Tanah pemantun bangsa Melayu.
43.
Langit senja sudah memerah,
Bersandar tubuh pada pasak.
Negeri ini penuh anugerah,
Mari jaga jangan dirusak.
44.
Mata melirik badan tersungkur,
Hampir-hampir tercebur sumur.
Mari kita banyak bersyukur,
Agar negeri ini makmur.
45.
Tunggang kuda, di atas pelana,
Kuda itu mahal harganya.
Walau negeri indah mempesona,
Tak ada iman apa gunanya.
46.
Pasar malam tiap selasa,
Membeli batu yang berongga.
Indonesia dan Malaysia,
Negeri serumpun bertetangga.
47.
Akhir pekan mari berlibur,
Di pantai indah ayo berjemur.
Semakin kita sering bersyukur,
Negeri ini semakin makmur.
48.
Bersuku-bersuku berbangsa-bangsa,
yang mulia yang bertakwa.
Walau negeri indah sentosa,
Banyak maksiat, hujungnya neraka.
49.
Menulis surat pakai tinta,
Dari Sumatera ke pulau Jawa.
Mari jaga negeri tercinta,
Dengan belajar sepenuh jiwa.
50.
Nikmat makan dengan semur,
Bumbu rempah tambah kencur.
Kalau bersyukur, hidup makmur,
Kalau kufur, hidup hancur.
51.
Sawah ladang terserang hama,
Hama ganas apa obatnya.
Kesehatan itu yang utama,
Supaya bahagia di dunia.
52.
Nasi ketan campur ragi,
Jemur pisang di tampah lebar.
Ayo mari lari pagi,
Agar badan makin segar.
53.
Banyak melamun jadi ilusi,
Badan bersandar di punggung kursi.
Mari makan, makanan bergizi,
Penuh vitamin dan nutrisi.
54.
Tangkap udang apa gunanya,
Lebih baik mencari ikan.
Begadang itu tiada gunanya,
Hanya membuat sakit badan.
55.
Udara subuh telah berlalu,
Sejuknya masih terasa.
Jika tubuh sehat selalu,
Hidup ini terasa bahagia.
56.
Sore hari membuat masakan,
Nikmati bersama teman-teman.
Cuci tangan sebelum makan,
Supaya bebas dari kuman.
57.
Habis ramadhan datang syawal,
Berpuasa perbanyak sabar.
Pergi tidur lebih awal,
Agar bangun lebih segar.
58.
Shalat ied di istiqlal,
Memakai pakaian mewah.
Makan minum yang halal,
Supaya mendapat berkah.
59.
Nikmat tidur karena nyenyak,
Mungkin mimpi aneka rupa.
Makan jangan terlalu banyak,
Makanlah secukupnya saja.
60.
Baju putih telah bernoda,
Hadiah dari seorang pejabat.
Sore hari bersepeda,
Hati senang tubuh sehat.
Dalam pantun agama, terdapat juga ajakan untuk berbuat kebaikan.
Begitu pula dalam pantun nasehat. Pasti ada ajakan untuk menunaikan kebaikan.
Dalam pantun ajakan ini digunakan beberapa bentuk kalimat. Misalnya berupa kalimat ajakan, saran, maupun perintah.
Pantun ini termasuk pantun pendidikan untuk anak-anak.
Contoh Pantun Ajakan Disiplin
Di bawah ini pantun tentang kedisiplinan. Karena kedisiplinan merupakan sesuatu yang sangat penting. Tanpa disiplin segala sesuatu bisa susah.
Apapun yang kita kerjakan harus dengan disiplin. Entah itu belajar maupun bekerja.
Orang-orang yang sukses adalah mereka yang disiplin. Mereka bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja tuntas.
Hanya dengan disiplin lah seseorang bisa bekerja secara tuntas.
Belajarlah displin di sekolah. Selain itu, disiplin dan jujur adalah ciri orang yang berhasil. Inilah pantun tentang disiplin.
1.
Si Kancil di sungai ulin,
Hujan lebat hujannya besar.
Dari kecil kita disiplin,
Dapat manfaat di waktu besar.
2.
Turun perahu, nelayan menambat,
Ujung diikat di dekat batu.
Berangkat sekolah jangan terlambat,
Anak disiplin tepat waktu.
3.
Hari panas memakai topi,
Jalan-jalan ke Kertajati.
Pakaian selalu rapi,
Cermin pelajar yang sejati.
4.
Adik menari tarian serimpi,
Kaki melangkah hati-hati.
Bagaimana membangun mimpi,
Kalau disiplin tak di hati.
5.
Hari Raya mari berkorban,
Kirim daging pada ajengan.
Mari menjaga ketertiban,
Supaya hidup terasa nyaman.
6.
Badan lesu minum jamu,
Jamu dari jambu batu.
Ingatlah selalu dalam hidupmu,
Disiplin itu bagaikan pintu.
7.
Sungguh indah awan gemawan,
Mengambang di langit bersahaja.
Jangan lupa wahai kawan,
Kita disiplin di mana saja.
8.
Jalan jauh kaki pun letih,
Sakit pula tertusuk Duri.
Disiplin mesti dilatih,
Tak tercapai kalau sehari.
9.
Air berkumpul di dekat bandar,
Untuk mandikan badan pegal.
Giat-giatlah engkau belajar,
Agar kelak tak menyesal.
10.
Malam hari nyalakan lilin,
Hari dingin mari hangatkan.
Jika engkau tak disiplin,
Niscaya hidupmu berantakan.
Contoh Pantun Ajakan Kepada Teman
Kepada teman kadang-kadang kita juga mengajak. Misalnya mengajak untuk bermain, belajar, bergabung dengan kita.
Dan juga bisa mengancam agar mereka menjaga lingkungan atau sekedar mengajak minum kopi.
Inilah beberapa bait pantun ajakan kepada teman.
11.
Kepala sakit karena migrain,
Duduk santai di bangku taman.
Alangkah senang aku bermain,
Sayang sayang tak ada teman.
12.
Jalan-jalan ke Irian,
Ambil layangan di bawah angin.
Di rumah ini hanya sendirian,
Ayolah teman kita bermain .
13.
Anak ayam di pinggir kali,
Keluar kandang selagi pagi.
Berlibur sudah lama sekali,
Saatnya kini belajar lagi.
14.
Musim hujan kena bersin,
Harus pergi ke kota Banjar.
Kalau di kelas jangan bermain,
Kalau bermain tak bisa belajar.
15.
Jalan-jalan ke Jatijajar,
Naik motor berputar-putar.
Ayo teman kita belajar,
Kalau belajar pastilah pintar.
16.
Jalan-jalan ke Kota Pinang,
Pulangnya ke Sungai Asahan.
Bagaimana hati tak tenang,
Semua menjaga kebersihan.
17.
Tanah liat dibuat bata,
Air di sungai telah tumpah.
Jaga lingkungan kita,
Bersihkan dari segala sampah.
18.
Alangkah senang orang beriman,
Hilang takut, datang aman.
Lingkungan bersih jadi idaman,
Suasana pun terasa nyaman.
19.
Bambu kuning untuk anyaman,
Diberi kayu membuat kandang.
Tanam bunga tanam pepohonan,
Lingkungan kita menjadi rindang.
20.
Anak kecil sedang menari,
Pakai selendang, selendang sari.
Hati ini berseri-seri,
Sebab lingkungan semakin asri.
Pantun Ajakan Memakai Masker Karena Corona
21.
Alangkah indah wajah bumi,
Bunga-bunga mekar bersemi.
Sekarang ini masa pandemi,
Mari kita menjaga diri.
22.
Hari Sabtu anak berkemah,
Berkemah di bawah pohon kina.
Jika hendak keluar rumah,
Pakai masker, hindari corona.
23.
Gunung Bromo penuh pesona,
Keasriannya selalu terjaga.
Pakai masker dengan sempurna,
Tutupi hidung, mulut juga.
24.
Anak pintar banyak bakatnya,
Hati senang penuh bahagia.
Sakit corona belum ada obatnya,
Mencegah itu lebih utama.
25.
Apa gunanya buah kurma,
Kalau tidak untuk sedekah.
Apa gunanya main bersama,
Kalau nanti sakit bersama.
26.
Gadis desa sungguh ramah,
Desa kecil tempat ber-uzlah.
Selama corona belajar di rumah,
Walau susah tak rasa lelah.
27.
Malam hari turun hujan,
Hujan deras begitu lebat.
Corona ini adalah ujian,
Mungkin karena insan maksiat.
28.
Jalan-jalan ke Raja Ampat,
Kaki tersandung karena terikat.
Marilah kita bertaubat,
Supaya azab diangkat.
29.
Panggang sate di atas bara,
Perut lapar telah menjelma.
Azab di dunia sementara,
Di akhirat lebih lama.
30.
Sungguh nikmat makan lemper,
Taplak meja ujungnya di bordir.
Biasakan memakai masker,
Selama wabah belum berakhir.
Pantun Ajakan Belajar
Belajar merupakan pintu mendapat ilmu. Orang-orang pandai adalah orang belajar.
Maka di sini kita membuat pantun ajakan belajar. Semoga teman-teman pun ikut rajin.
31.
Bangun pagi di waktu Fajar,
Pergi ke laut ingin diantar.
Wahai teman mari belajar,
Supaya kita sama-sama pintar.
32.
Udara dingin datang menderu,
Memanggang ikan padam apinya.
Buku itu tempatnya ilmu,
Membaca adalah kuncinya.
33.
Mentari pagi telah berpijar,
Menerangi bumi yang kecil.
Hendaklah kamu tekun belajar,
Kalau tekun kamu berhasil.
34.
Duduk sendiri menjadi jemu,
Lebih baik untuk membaca.
Bila kamu banyak ilmu,
Mudah hidup di mana saja.
35.
Dari sini menuju hulu,
Bantal guling penuh kapasnya.
Kerjakan PR terlebih dahulu,
Barulah bermain sepuasnya.
36.
Kolam kecil tempat si ikan,
Ikan gabus lezat dimakan.
Walau main menyenangkan,
Belajar jangan dilupakan.
37.
Jembatan kecil untuk titian,
Di bawah berenang ikan-ikan.
Belajar bersama menyenangkan,
Bertemu kawan ilmu didapatkan.
38.
Luka tangan dua sayat,
Obati dengan akar rumput.
Kita belajar sepanjang hayat,
Hingga ajal datang menjemput.
39.
Tanam bunga, bunga melati,
Dari kebun membawa pala.
Masukan ilmu hingga hati,
Jangan hanya di kepala.
40.
Kue manis dalam nampan,
Bahan dari beras ketan.
Sebelum sekolah sarapan,
Supaya kuat seluruh badan.
Pantun Ajakan Mencintai Bangsa Indonesia
41.
Air pantai berbusa-busa,
Duduk sendiri di sisi tepi.
Negeri indah negeri Indonesia,
mari kita cintai dari hati.
42.
Untuk obat si pohon kina,
Ambil daunnya kalau layu.
Malaysia indah mempesona,
Tanah pemantun bangsa Melayu.
43.
Langit senja sudah memerah,
Bersandar tubuh pada pasak.
Negeri ini penuh anugerah,
Mari jaga jangan dirusak.
44.
Mata melirik badan tersungkur,
Hampir-hampir tercebur sumur.
Mari kita banyak bersyukur,
Agar negeri ini makmur.
45.
Tunggang kuda, di atas pelana,
Kuda itu mahal harganya.
Walau negeri indah mempesona,
Tak ada iman apa gunanya.
46.
Pasar malam tiap selasa,
Membeli batu yang berongga.
Indonesia dan Malaysia,
Negeri serumpun bertetangga.
47.
Akhir pekan mari berlibur,
Di pantai indah ayo berjemur.
Semakin kita sering bersyukur,
Negeri ini semakin makmur.
48.
Bersuku-bersuku berbangsa-bangsa,
yang mulia yang bertakwa.
Walau negeri indah sentosa,
Banyak maksiat, hujungnya neraka.
49.
Menulis surat pakai tinta,
Dari Sumatera ke pulau Jawa.
Mari jaga negeri tercinta,
Dengan belajar sepenuh jiwa.
50.
Nikmat makan dengan semur,
Bumbu rempah tambah kencur.
Kalau bersyukur, hidup makmur,
Kalau kufur, hidup hancur.
Pantun Ajakan Untuk Hidup Sehat
51.
Sawah ladang terserang hama,
Hama ganas apa obatnya.
Kesehatan itu yang utama,
Supaya bahagia di dunia.
52.
Nasi ketan campur ragi,
Jemur pisang di tampah lebar.
Ayo mari lari pagi,
Agar badan makin segar.
53.
Banyak melamun jadi ilusi,
Badan bersandar di punggung kursi.
Mari makan, makanan bergizi,
Penuh vitamin dan nutrisi.
54.
Tangkap udang apa gunanya,
Lebih baik mencari ikan.
Begadang itu tiada gunanya,
Hanya membuat sakit badan.
55.
Udara subuh telah berlalu,
Sejuknya masih terasa.
Jika tubuh sehat selalu,
Hidup ini terasa bahagia.
56.
Sore hari membuat masakan,
Nikmati bersama teman-teman.
Cuci tangan sebelum makan,
Supaya bebas dari kuman.
57.
Habis ramadhan datang syawal,
Berpuasa perbanyak sabar.
Pergi tidur lebih awal,
Agar bangun lebih segar.
58.
Shalat ied di istiqlal,
Memakai pakaian mewah.
Makan minum yang halal,
Supaya mendapat berkah.
59.
Nikmat tidur karena nyenyak,
Mungkin mimpi aneka rupa.
Makan jangan terlalu banyak,
Makanlah secukupnya saja.
60.
Baju putih telah bernoda,
Hadiah dari seorang pejabat.
Sore hari bersepeda,
Hati senang tubuh sehat.
Pantun Ajakan Berbuat Kebaikan
61.
Pendekar tua sangat sakti,
Pedang menebas ke udara.
Anak mulia selalu berbakti,
Kepada ibu dan ayahanda.
62.
Roti tawar dengan pasta,
Tekstur lembut tidak kasar.
Jauhi olehmu segala dusta,
Dusta itu dosa yang besar.
63.
Sungguh indah bunga melati,
Tumbuh di bawah cahaya terik.
Tegakan tauhid dalam hati,
Jauhkan dari segala musyrik.
64.
Kolam kecil tempat ikan,
Dekat dengan pohon pala.
Mari berbuat kebaikan,
Supaya mendapat pahala.
65.
Kota Batik Kota Talas,
Dari Bogor menuju Jogja.
Berbuat baik dengan ikhlas,
Sebagai bekal menuju surga.
66.
Ikan bawal berduri-duri,
Sendal emas di dalam peti.
Bukalah al Quran setiap hari,
Baca Quran tenangkan hati.
67.
Sungguh manis rasa kurma,
Mari berbagi dengan tetangga.
Tujuan apa yang paling utama,
Tujuan kita masuk ke surga.
68.
Hujan turun sudah reda,
Langit mendung kini biru.
Puas-puas di waktu muda,
Belajar tuk dapatkan ilmu.
69.
Kamar pengantin berkelambu,
Naik atas memakai tangga.
Tingkatkan iman dengan ilmu,
Supaya mudah masuk surga.
70.
Randu bukan sembarang Randu,
Randu tumbuh di selokan.
Rindu bukan sembarang rindu,
Rindu berbuat segala kebajikan.
Contoh Pantun Larangan
71.
Apa tanda kucing garong,
Sudah tua hitam warnanya.
Jangan suka berkata bohong,
Bohong itu di neraka.
72.
Jangan suka mengambil ulat,
Ulat itu gatal rasanya.
Jangan tinggalkan sholat,
Sholat itu suatu pembeda.
73.
Malam minggu pergi meronda,
Kopi pahit lupa dibawa.
Jangan malas di masa muda,
Supaya sehat di waktu tua.
74.
Ada getah pada nangka,
Burung pipit dipelihara.
Jangan jadi anak durhaka,
Nanti hidupmu pasti sengsara.
75.
Taman Indah begitu asri,
Duduk di bangku selonjor kaki.
Jangan tidur di pagi hari,
Nanti kehilangan rezeki.
Contoh Pantun Perintah
76.
Bambu kecil untuk anyaman,
Potong menjadi 5 kerat.
Pelajari olehmu al Quran,
Bekal dunia dan akhirat.
77.
Buah nangka buah sukun,
Daun kelapa untuk ketupat.
Belajarlah dengan tekun,
Kalau tekun ilmu didapat.
78.
Burung nuri burung tekukur,
Mendengar suara mereka kabur.
Jalani hidup dan bersyukur,
Tentu jiwamu semakin makmur.
79.
Kota Jogja dipandang mata,
Sama indah di Ujung Pandang.
Mari jaga lingkungan kita,
Selalu hijau, asri, dan rindang.
80.
Sepucuk Surat biru,
Dikirim ketika pagi.
Buka lagi bukumu,
Pelajari sekali lagi.