100 Pantun Orang Tua 4 Bait Agama, Adat, Nasehat, dan Kasih Sayang
Pantun orang tua adalah pantun yang berisi tentang nasehat maupun wejangan tentang adat budaya leluhur.
Di bawah ini beberapa contoh pantun orang tua. Untuk itu, lihat dahulu daftar isinya.
Pantun Orang Tua 4 Bait
1.
Angkat kaki anak Belanda,
Perjuangan sangat berarti.
Dengarkan olehmu ananda,
Jadilah anak yang berbakti.
2.
Anak kecil suka bercanda,
Walau anak dari sang raja.
Inilah nasehat dari ayah bunda,
Tekun dan jujur dalam bekerja.
3.
Pohon jati berjajar lima,
Hujan turun tak reda-reda.
Hidup di dunia tak akan lama,
Jangan engkau mudah tergoda.
4.
Burung berkicau amat indahnya,
Bersiul-siul keluarkan suara.
Beginilah adat di dunia,
Kadang penuh dengan sengsara.
-oOo-
5.
Pohon pinang terbelah dua,
Burung tekukur di atasnya.
Susah senang selalu ada,
Bersyukur adalah jawabannya.
6.
Pergi ke pasar membeli sarung,
Beli satu diberi dua.
Walau cinta setinggi gunung,
Dunia ini ditinggalkan jua.
7.
Kota Jogja kota batik,
Banyak barang bernilai seni.
Akhirat itu lebih baik,
Jadi pada dunia ini.
8.
Sungguh manis buah pepaya,
Ambil satu dari kereta.
Jika ingin merasa kaya.
Dunia jangan jadi cita-cita.
9.
Baju bagus dari sutra,
Sepatu mahal kulit rusa.
Kalau dunia di pelupuk mata,
Kemiskinan selalu terasa.
10.
Menulis surat habis tinta,
Tentu mengganti dengan pena.
Kepada Allah meminta,
Urusan dunia dan akhirat kita.
Pantun Orang Tua Berisikan Nilai Agama
Sebelum dilanjutkan, nikmati dulu pantun cukup sekian terimakasih. Kumpulan pantun yang bisa dipakai untuk acara penutup pidato.
11.
Angin puyuh berputar-putar,
Dari laut menuju pantai.
Ilmu didapat dengan belajar,
Bukan dengan bersantai-santai.
12.
Pohon beringin pohon melati,
Tumbuh di bawah bayang-bayang.
Jika ingin terhibur hati,
Ingatlah Tuhan Maha Penyayang.
13.
Langit senja warnanya merah,
Awan putih bagai terbelah.
Makan minum baca bismillah,
Diakhiri dengan hamdalah.
14.
Kalau Rindu Kirimlah surat,
Bertanya gambar orang di sana.
Carilah bekal untuk akhirat,
Supaya kelak masuk ke surga.
15.
Sungai Rawa banyak buaya,
Kakinya empat Jalan melata.
Apa gunanya kaya raya?
Kalau diperbudak oleh harta.
-oOo-
16.
Jalan-jalan ke Jakarta,
Hujan turun badan pun basah.
Jika Allah titipkan harta,
Banyak-banyaklah bersedekah.
17.
Anak manis memakai sendal,
Sendal baru warnanya merah.
Walau sedikit yang penting halal,
Supaya hidup mendapat berkah.
18.
Madu manis dari lebah,
Lebah menggantung di taman indah.
Bilang kau mendapat musibah,
Milikilah hati yang tabah.
19.
Pohon bakau banyak akarnya,
Bunga mawar banyak durinya.
Bila Engkau mendapat bahagia,
Banyak-banyaklah memuji diri-Nya.
20.
Padang pasir padang rumput,
Angin berhembus bawa aroma.
Malaikat maut pasti menjemput,
Entah muda entah tua.
Pantun Orang Tua Tentang Adat
Sebelum berbicara pantun adat, ada baiknya membaca pantun wisata. Yakni pantun tentang wisata alam, budaya, maupun kuliner.
21.
Angin bertiup di para-para,
Gubuk kecil tidak roboh.
Adat bersendikan syara’
Syara’ bersendikan kitbullah.
22.
Lihat langit jangan heran,
Bintang-bintang bertaburan.
Kitabullah adalah pedoman,
Bagi mereka yang beriman.
23.
Kancil berjalan kaki terjerat,
Badan kecil terasa ringan.
Kitabullah pegang erat-erat,
Dilepaskan tentu jangan.
24.
Buah mangga mangga kweni,
Lebih harum dari melati.
Adat dunia memang begini,
Susah senang silih berganti.
25.
Burung dara burung perkutut,
Terbang satu dari dahan.
Kepada Allah kita mengikut,
Sunnah Nabi dijalankan.
-oOo-
26.
Jaring pukat untuk ikan,
Ikan dimasak campur bawang.
Adat baik dilestarikan,
Adat buruk marilah dibuang.
27.
Sungguh manis air nira,
Satu gelas dibuatkan.
Kalau adat membuat sengsara,
Usahlah dia dijalankan.
28.
Kota Jawa banyak batik,
Warna banyak aneka rupa.
Segala sunnah pastilah baik,
Diturunkan kepada nabi mulia.
29.
Burung dara terbang melayang,
Jauh tinggi ke atas awan.
Adat sunnah bertentangan,
Ambil as-sunnah sebagai bimbingan.
30.
Ubur-ubur sakit rasanya,
Ada penyengat di tangannya.
Di alam kubur kita ditanya,
Islam sebagai timbangannya.
Pantun Nasehat dari Orang Tua
Salah satu nasehat yang paling baik adalah nasehat untuk taat. Terutama taat menjalankan perintah agama. Sebagaimana termaktub dalam pantun agama.
31.
Hujan turun sangat lebat,
Sampai sore belum rendah.
Inilah pantun berisi nasehat,
Dari Ayah dan Ibunda.
32.
Jambu biji dekat pisang,
Diambil satu oleh orang.
Wahai anakku yang kusayang,
Jangan lupa dengan sembahyang.
33.
Pisang batu di dalam peti,
Peti keras kayu jati.
Kepada Ibu mesti berbakti,
Itulah tanda iman di hati.
34.
Kayu jati di buat bangku,
Tempat orang sering bertemu.
Isilah hati dengan ilmu,
Supaya bijak dalam sikapmu.
35.
Anak kecil suka mainan,
Walau kecil sudah berakal.
Hidup ini adalah perjalanan,
Jangan lupa membawa bekal.
-oOo-
36.
Tanam jahe tanam kencur,
Tumbuh sampai ke tepian.
Turuti nafsu pastilah hancur,
Bersabar itu adalah pilihan.
37.
Pagi hari makan bubur,
Air bersih di dekat sumur.
Milikilah lisan yang jujur,
Supaya jiwa selalu makmur.
38.
Tomat merah di buat pasta,
Mari bawa ke pasar kota.
Janganlah engkau berkata dusta,
Dusta itu menuju neraka.
39.
Mentega panas pasti meleleh,
Dengan mentega gurih rasanya.
Bila Engkau soleh soleh,
Ayah bunda tentu bahagia.
40.
Kain batik ternyata bolong,
Tertiup angin jauh melayang.
Adik kakak saling menolong,
Agar timbul kasih sayang.
Pantun orang tua biasanya berisikan nasehat, agama, maupun adat.
Pantun Orang Tua Bersajak ABAB
Pantun merupakan puisi yang bersajak AB AB. Selain itu, biasanya dalam satu bait terdiri dari 4 baris.
41.
Tebas rumput ilalang,
Dengan batu kayu beradu.
Dari dahulu sampai sekarang,
Di dalam qalbu terasa rindu.
42.
Madu manis dari lebah,
Madu mahal dijual di kota.
Belajar itu jangan Lelah,
Demi menggapai cita-cita.
43.
Tanah gambut banyak papan,
Papan dari kayu meranti.
Mari sambut masa depan ,
Dengan belajar tiada henti.
44.
Pergi ke hutan hendak berburu,
Dengan rusa malah bertemu.
Hormati olehmu para guru,
Merekalah yang membawa ilmu.
45.
Kampung jauh suasana sepi,
Lihat danau berjalan kaki.
Teladani para nabi,
Agar menjadi hamba berbakti.
-oOo-
46.
Burung dara terbang melayang ,
Burung elang memburu ikan.
Wahai Ananda ku sayang,
Zakat puasa hendaklah tunaikan.
47.
Dari atas hendak turun,
Jalan tersesat mana arahnya.
Awas jangan seperti Qorun,
Hancur oleh harta dunia.
48.
Rusa kecil namanya Kijang,
Kaki lincah bermain di darat.
Semoga umurmu panjang,
Banyak amal untuk akhirat.
49.
Ujung Sumatera Selat Malaka,
Pulaunya sampai ke tepi barat.
Awas jangan sampai durhaka,
Akan sengsara dunia akhirat.
50.
Masa lalu jadi kenangan,
selalu datang saat hujan.
Kepada teman berkasih sayang,
Mengharapkan Ridho dari Tuhan.
Pantun Cinta Orang Tua Kepada Putra Putrinya
Pantun seringkali digunakan dalam berbagai acara. Hampir setiap daerah memiliki pantun masing-masing. Seperti Melayu, Betawi, Cirebon, maupun daerah lainnya.
51.
Pulang kampung membeli talas,
Beli satu lalu diikat.
Kasih Ibu tiada terbalas,
Bagaimana hujan yang lebat.
52.
Burung dara terbang melayang,
Pergi ke pantai bertemu kerang.
Di waktu kecil kita disayang,
Setiap hari ditimang-timang.
53.
Tali panjang diikatkan,
Kota Jogja banyak salaknya.
Ibu selalu memanjatkan,
Doa tulus untuk anaknya.
54.
Berkicau burung di atas dahan,
Terbang ke sana menuju tangga.
Ayah selalu rela berkorban,
Mencari nafkah untuk keluarga.
55.
Buah salak di dalam peti,
Mantap semua ambil sebiji.
Sebagai anak mesti berbakti,
Hati Ibu jangan disakiti.
-oOo-
56.
Tepung kanji jadi adonan,
Buat bolu di dalam loyang.
Walaupun ibu tidak makan,
Yang penting anaknya bisa kenyang.
57.
Parang panjang dari baja,
Untuk membelah biji lontar.
Susah payah ayah bekerja,
Supaya anaknya tak terlantar.
58.
Tak berduri daun talas,
Tanam satu di Tanah Sunda.
Suatu hari kita membalas,
Kebaikan ayah serta bunda.
59.
Cerita lama si kera sakti,
Pergi ke barat bersama gurunya.
Jika kita selalu berbakti,
Ayah bunda pasti bahagia.
60.
Buah manis buah pepaya,
Warna merah sebuah tanda.
Bila nanti kaya raya,
Bahagiakanlah ayah bunda.
Pantun Orang Muda Hormati Orang Tua
Pantun-pantun di bawah ini selain berisi nasehat, juga berisikan pantun motivasi. Tujuannya agar kita semua termotivasi untuk menghormati orang tua.
61.
Rumah tua dari papan,
Sangat indah di waktu siang.
Berkata-kata mestilah sopan,
Di hadapan orang tua yang tersayang.
62.
Batu keras bisa pecah,
Jatuh satu ke dalam rawa .
Siapa ingin hidup berkah,
Hormatilah orang tua.
63.
Mancing ikan dapat kakak,
Makan nangka getah lekat.
Sopan santun dalam bersikap,
Tentu banyak teman yang mendekat.
64.
Beli daging beli iga,
Daging rendang ambil hatinya.
Orang tua Pintu Surga,
Marilah kita menghormatinya.
65.
Jalan-jalan ke Belanda,
Belanda banyak tempat wisata.
Yang tua menyayangi yang muda,
Itulah ajaran dari agama.
-oOo-
66.
Dari Minang ke pulau Jawa,
Badan letih ingin rebah.
Yang muda menghormati yang tua,
Supaya hidup mendapat berkah.
67.
Pisang emas di dalam peti,
Dalam nampan ada gulai.
Jangan sekali-kali menyakiti,
Hati ayah bunda terlukai.
68.
Jarum tajam bagai peniti,
Jari berdarah karena luka.
Siapapun yang selalu berbakti,
Tentu hidupnya berbahagia.
69.
Ada apa di dalam karung,
Hanya sayur dengan kencur.
Walau harta sebanyak gunung,
Tak Berbakti pastilah hancur.
70.
Kota Penang kota Jakarta,
Indah bagaikan warna pelangi.
Alangkah senang keluarga bahagia,
Anak orang tua saling menyayangi.
Pantun Jasa-Jasa Orang Tua
Orang tua memberikan kasih sayang yang besar pada anak-anaknya. Dengan aksih sayan gitulah mereka menjadi kuat untuk berkorban.
71.
Dalam kolam tumbuh bunga,
Bunga cantik bernama seroja.
Siang malam ayah bekerja,
Demi menghidupi keluarga.
72.
Pergi ke pasar membeli kentang,
Surya naik cahaya terang.
Berangkat pagi pulang petang,
Ayah bekerja tanda sayang.
73.
Sungguh indah kota Palu,
Tempat orang jalan-jalan.
Semoga Ayah sehat selalu,
Diberikan kemudahan.
74.
Sawah luas tempat padi,
Duduk santai di tepi.
Walau apa yang terjadi,
Ayah bekerja tiada henti.
75.
Cahaya terang dari sang surya,
Awan datang sebuah pertanda
Hidup senang hidup bahagia,
Di sana ada jasa ayah bunda.
-oOo-
76.
Pantai indah di Belitung,
Sayang awan begitu mendung.
Jasa Ibu tak terhitung,
Mulai dari Kita dikandung.
77.
Bunga melur warnanya putih,
Bagaikan putih bunga melati.
Ibu bekerja sangat letih,
Mengasuh kita sepenuh hati.
78.
Hari hujan makan talas,
Lebih nikmat dengan ketan.
Jasa Ibu tak terbalas,
Lebih luas dari lautan.
79.
Nelayan pergi membawa jala,
Ke danau berbuih dan berbusa.
Semoga ibu diberi pahala,
Untuk semua jasa-jasa.
80.
Suara halus hanya bisikan,
Makan nangka dapat durian.
Ibu selalu kami doakan,
Semoga Allah memberi ampunan.
Pantun Kasih Sayang Orang Tua
81.
Betapa senang di hari raya,
Berbagi makanan pada tetangga.
Betapa hati bahagia,
Kita hidup dalam keluarga.
82.
Air jernih dari telaga,
Telaga indah dipandang mata.
Ada Ayah yang selalu menjaga,
Ada Bunda yang penuh cinta.
83.
Naik gunung bawa tenda,
Siang hari langitnya biru.
Kasih ayah serta Bunda,
Begitu manis bagaikan madu.
84.
Gadis manis rambut berpita,
Amat indah saat tertawa.
Walau Sampai Menutup Mata,
Diriku membalas jasa orang tua.
85.
Anak bule rambutnya pirang,
Bertemu di pantai Carita.
Setiap malam ini timang-timang,
Ibu mendongeng banyak cerita.
-oOo-
86.
Langit senja terlihat jingga,
Cuaca berubah amat berbeda.
Dari kecil selalu dijaga,
Rindu padamu di dalam dada.
87.
Ambil timun si anak kancil,
Lompat mengambil biji saga.
Terkenang masa masa kecil,
Penuh canda juga tawa.
88.
Nelayan melaut dengan mayang,
Pulang pagi ikan dibawa.
Oh Ibu ku yang tersayang,
Semoga engkau selalu bahagia.
89.
Pangeran penuh dengan dayang,
Tak suka dengan perang.
Dari dahulu selalu disayang,
Sampai sekarang tak pernah kurang.
90.
Rumah kecil dari bata,
Dari desa hendak pindah.
Ayah ibu laksana permata,
Hidup ini menjadi indah .
Pantun Rindu Orang Tua
91.
Panggang roti di atas bara,
Supaya lezat bila dirasa.
Rindu di hati menggelora,
Berjumpa dengan ayah Bunda.
92.
Perahu berhenti lempar sauh,
Berkerumun orang bagai sarang.
Apa daya badan jauh,
Sedang dirantau di negeri orang.
93.
Merah-merah buah delima,
Sayang jatuh ke kolam angsa.
Ingin makan bersama,
Dengan ayah serta Bunda.
94.
Pemburu membawa bedil,
Bukan untuk berperang.
Disayang waktu kecil,
Kasih sayang slalu terkenang.
95.
Mangga kueni tidak berduri,
Masih banyak hendak disimpan.
Di sini hanya sendiri,
Tuk membangun masa depan.
-oOo-
96.
Tangkap ikan dengan bubu,
Cahaya temaram dalam pedati.
Rindu dengan senyuman ibu,
Begitu tentram dalam hati.
97.
Naik-naik ke pohon kelapa,
Kelapa tua berumur sudah.
Kenangan lama tak terlupa,
Masa kecil masa yang indah.
98.
India punya sungai gangga,
Sungai besar membelah kota.
Bergurau di dalam keluarga,
Ayah Ibu penuh cinta.
99.
Esok malam acara kenduri,
Waktu terbaik tuk bersua.
Kalau susah menimpa diri,
Mungkin lupa pada orang tua.
100.
Buah nipah buah nangka,
Dua-duanya tak ada durinya.
Semoga ayah semoga bunda,
Mendapatkan ampunan dari-Nya.
Terimakasih, sangat bermanfaat