Khutbah Jumat: Bersabar Saat Ditimpa Musibah

 Di bawah ini merupakan teks khutbah Jumat: Bersabar Kala Ditimpa Musibah. Semoga bermanfaat!


Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، ونعوذُ باللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ، أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَد فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Hadirin jamaah rahimakumullah,


Setiap manusia pastilah pernah mengalami musibah.


Musibah merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah.


Ada orang yang diuji dengan keluarganya; ada yang diuji dengan hartanya; ada yang diuji dengan tetangganya.


Ada orang yang diuji dengan kesulitan ekonomi; ada yang diuji dengan kesehatannya; ada yang diuji dengan kekurangan harta 


Tidak seorang pun yang lepas dari ujian tersebut. Setiap orang, pastilah pernah mengalami ujian atau musibah yang tidak mengenakkan jiwanya.


Allah menyatakan bahwa setiap orang pasti diuji. Sebagaimana firmannya:


تُرْجَعُونَ وَإِلَيْنَا فِتْنَةً وَالْخَيْرِ بِالشَّرِّ وَنَبْلُوكُمْ الْمَوْتِ ذَائِقَةُ نَفْسٍ كُلُّ


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)



Hadirin jamaah rahmakumullah,


Meskipun musibah terlihat buruk di mata manusia, namun ada kebaikan dibalik musibah tersebut.


Dengan adanya musibah seseorang akan menyadari bahwa Allah lah yang maha kuasa.


Seseorang akan terhindar dari sikap angkuh dan ujub. 


Sehingga, sebenarnya dengan musibah tersebut seseorang akan kembali kepada Allah. Dan itulah yang sangat penting bagi hidupnya.


Oleh sebab itu, ketika musibah datang melanda hendaknya kita bersabar.


Jangan sampai kita melakukan hal-hal yang menunjukkan sikap tidak bersabar.



لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُوْدَ أَوْ شَقَّ الْجُيُوْبَ أَوْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ


“Tidaklah termasuk golongan kami orang yang menampar pipi atau merobek-robek pakaian atau berteriak dengan teriakan Jahiliyah”. [ Al-Bukhari]


Dan, bersabar itu adalah di awal musibah. 


Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi yang mulia:


إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَ

Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari, no. 1283)


Hadirin jama'ah rahimakumullah,


Lalu bagaimana agar kita bisa bersabar?


Ketahuilah!  Tidak ada satu musibah pun yang menimpa kecuali sudah ditetapkan oleh Allah.


Allah telah menetapkan dan menuliskannya di lauhul Mahfudz. Kita tidak dapat menghindari apa yang telah ditetapkan oleh Allah, termasuk menghindari musibah.


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:


 مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.


Allah menjelaskan bahwa bencana tersebut sudah tertulis, agar kita tidak bersedih atas bencana yang menimpa kita.


لِّكَيْلَا تَأْسَوْا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا۟ بِمَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ


Artinya: (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,


Jadi, tidak ada gunanya kita bersedih berlebihan atas musibah yang menimpa kita. 


Hadirin jamaah rahimakumullah,


Saat musibah datang, maka kita dapat menjadikannya sebagai momen untuk introspeksi diri.


Mengapa demikian?


Karena, sesungguhnya tidak ada satupun musibah melainkan karena kita telah melakukan  dosa. 


Dosa-dosa itulah yang menyebabkan musibah datang. Maksiat yang kita lakukan yang membuat Allah menimpakan musibah tersebut.


Allah berfirman:


وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ


“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy Syura: 30).


Pahamilah! Ketika musibah datang, maka penyebabnya adalah diri kita sendiri.


Entah itu kita kehilangan harta, ditipu oleh orang, dizalimi oleh orang lain, mengalami kecelakaan, atau anak istri yang durhaka…maka semua itu disebabkan adanya dosa yang kita lakukan.


Seandainya tidak ada dosa, kita hidup dalam kenikmatan.


Oleh sebab itu, bermuhasabalah apabila seseorang ditimpa bencana. Bahkan bencana yang kecil pun, jadikanlah sebagai bahan untuk bermuhasabah.


Nabi menjelaskan bahwa: saat seseorang tertusuk oleh duri sekalipun, itu semua karena ada dosa.


Jadi, perbanyaklah bermuhasabah ketika ditimpa musibah.


Hadirin rahimakumullah,


Apabila kita bersabar terhadap musibah, maka hal tersebut dapat menautkan hati kita kepada Allah.


Mungkin selama ini kita lupa, kita lupa untuk beribadah kepada Allah. Mungkin selama ini kita lupa bahwa nikmat yang kita terima, merupakan pemberian dari Allah.


Betapa banyak orang yang mulai berdoa manakala ditimpa musibah. Padahal, sebelumnya dia tidak pernah berdoa; dia tidak mau merendahkan dirinya di hadapan Allah; dia menganggap tidak membutuhkan pertolongan Allah.


Ketika musibah itu menderanya, barulah dia berdoa kepada Allah.


وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى اْلإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَئَا بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَآءٍ عَرِيضٍ

“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.” Fushilat ayat 51 


Imannya kembali tumbuh. Harapannya kembali bersemi. Dan dia mulai menyadari bahwa dirinya adalah hamba yang lemah; hamba yang membutuhkan pertolongan dari Allah. 


Hadirin jamaah rahimakumullah,


Ketika musibah datang, kemudian kita berdoa, dengan doa yang ikhlas dan tulus….


…Maka Allah akan mengijabah doa kita tersebut.


Artinya jadikanlah momentum tersebut sebagai momentum terbaik untuk berdoa.


Mungkin ada doa-doa kita yang telah kita panjatkan kepada Allah. Namun, belum juga diijabah; belum dikabulkan oleh-Nya.


Apabila musibah menimpa, jadikanlah itu sebagai momen terbaik untuk mengangkat doa kita kepada Allah.


Perhatikanlah bagaimana Allah menceritakan tentang orang-orang yang musyrik. 


Ketika mereka berdoa dengan doa yang ikhlas, dan ketika mereka dikepung oleh marabahaya, maka Allah mengabulkan doa mereka.


Dalam surat Yunus ayat ke 23 disebutkan:



فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ ۗ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُم ۖ مَّتَٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ


Artinya: Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.


Hadirin jamaah rahimakumullah,


Orang yang musyrik saja doanya dikabulkan oleh Allah. Terlebih, apabila masih ada keimanan di dalam hati kita, tentunya Allah lebih berhak untuk mengabulkan.


Maka, jangan sia-siakan momentum tersebut untuk berdoa kepada Allah. Berdoalah dengan doa-doa yang baik.


Hadirin jamaah rahimakumullah,


Dengan datangnya musibah, bisa jadi Allah hendak memberikan banyak kebaikan.


Ketika kita harus bersabar di atas musibah tersebut, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa kita.


Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi:



( إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا ، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ) . 

“Ketika Allah menginginkan hamba-Nya suatu kebaikan, maka disegerakan hukumannya di dunia. Kalau Allah menginginkan hamba-Nya suatu kejelekan, maka dosanya ditahan sampai dibalas nanti di hari kiamat” 


Bisa jadi betapa banyak dosa-dosa kita, namun kita belum mengistigfarinya. Kita belum memohon ampunan kepada Allah.


Sedangkan Allah ingin dosa-dosa tersebut terhapuskan. Maka, Allah turunkan musibah kepadanya untuk mengangkat dosa-dosa tersebut.


Dan perlu disadari, apabila kita sabar terhadap musibah, kemudian mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun…


Dan kita pun memohon pahala serta ganti yang lebih baik, pastilah Allah berikan yang lebih baik bagi dirinya.


Hal ini pernah disampaikan oleh nabi kita yang mulia:



مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا


“Tidak ada seorang muslim yang tertimpa musibah kemudian dia berdoa, ‘Kami adalah milik Allah dan kepada Allah kami kembali. Ya Allah, berilah pahala atas musibah saya dan berilah ganti yang lebih baik daripada musibah ini’, kecuali Allah akan memberi pahala dalam musibahnya dan memberi ganti yang lebih baik daripada musibah tersebut.” (HR. Muslim no. 1526)


أَقٌولُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطِيئَةٍ فَأَسْتَغْفِرُهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


Khutbah kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، أَللَّهُمَّ صَلِى عَلَيهِ وعَلَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتْ

اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا

اللَّهُمَّ وَلِّي عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ، اللَّهُمَّ وَلِّي عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ، اللَّهُمَّ وَلِّي عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ

اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Demikianlah teks khutbah Jumat dengan tema bersabar kala ditimpa musibah. 


No Comment
Add Comment
comment url