Bersyukur Di Setiap Keadaan Merupakan Kunci Kebahagiaan

 Puncak kebahagiaan seorang muslim adalah ketika dia mendapat nikmat, bersyukur.

Dan ketika tertimpa musibah, dia bersabar.


Dan ketika terjatuh ke dalam dosa, dia beristighfar.


Di dalam kehidupan di dunia ini, manusia tidak dapat terlepas dari salah satu di antara tiga hal tersebut.


Terkadang manusia mengalami ketiga-tiganya dalam sekali waktu.


Bersabar dan bersyukur harus kita hadirkan jika kita ingin mendapatkan puncak kebahagiaan.


Mengapa demikian?


Karena seberat apapun musibah yang dialami seseorang, di sana terselip kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan yang dititipkan oleh Allah di sela-sela musibah tersebut.


Demikian pula sebaliknya, dibalik kebahagiaan selalu saja ada kesulitan hidup. 


Demikianlah kondisi kehidupan pada umumnya.


Siapa yang dibuat oleh zaman bahagia sehari kamu maka akan dibuat sedih berhari-hari.


Bahkan Abu Hamid Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menegaskan:


Dalam kondisi seberat apapun ujian yang diterima oleh seseorang, katup Bersyukur kepada Allah karena beberapa hal. 


Yang pertama: andaikan masih banyak terjadi lebih berat daripada yang ada, padahal allah maha kuasa dalam menimpakan ujian kepada kita, maka pada saat itu Kita patut mengucapkan Alhamdulillah.


Atau musibah yang menimpa kita tidak menimpa agama kita. Seandainya musibah tersebut mengenai agama kita.


Kita senantiasa berdoa setiap saat:


"Ya Allah jangan jadikan musibah menimpa agama kami." HR. Tirmidzi.




Semua yang terjadi adalah takdir Allah. Tidak ada sesuatu yang menimpa manusia maupun di muka bumi ini, melainkan atas ketetapan Allah. Termasuk musibah yang menimpa kita.


Apabila kita menerima musibah tersebut dengan riba dan sabar, Allah lipat gandakan pahalanya. Dan untuk itu, kita sudah seharusnya bersyukur.


Allah akan menyempurnakan pahala orang yang orang yang bersama tanpa hisab.


Dan kita pun harus renungkan, musibah yang menimpa orang lain banyak yang jauh lebih berat dan lebih susah.


Maka dari itu, meskipun kita ditimpa musibah maka kita patut mengucapkan Alhamdulillah ala Kulli hall.


Dan jika kita serahkan segalanya kepada Allah, berharap sesuatu di akhirat, berharap sesuatu yang lebih berlipat dan melimpah, maka kita pun tetap mengucapkan Alhamdulillah.


Apalagi kita memahami bahwa Ibnu Abbas pernah berkata:


Sesungguhnya orang-orang yang paling awal memasuki surga adalah mereka yang paling banyak memuji Allah subhanahu wa ta'ala.


Bersyukur merupakan wujud dari ketakwaan.


Oleh sebab itu Ibnu Abbas mengatakan mengenai taqwa, yaitu Allah disyukuri tidak dikufuri, ditaati tidak dimaksud, dan diingat tidak untuk dilupakan.


Maka doa yang sering Rasul ucapkan di akhir tasyahud adalah


اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ


ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK [Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)



Hasan al-bashri berkata: betapa banyak orang yang mendapatkan nikmat berlimpah, namun tidak disyukuri maka nikmat tersebut berubah menjadi azab.


Sebaliknya,  Fudail  bin Iyadh berkata: betapa banyak orang yang kehilangan nikmat, namun dia bersyukur kepada Allah, akhirnya syukur tersebut bisa mengembalikan nikmat-nikmat yang hilang.


Itulah kebenaran janji Allah.


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ


Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Itulah sebabnya,  bersyukur merupakan salah satu pintu dibukakannya rezeki.


Barang siapa yang ingin berbahagia, kenapa dia harus bersyukur.


Siapa yang ingin rezekinya melimpah, dia harus bersyukur. 



Ustadz Zaenal Abidin. 




No Comment
Add Comment
comment url