8 Penyakit Kulit Pada Bayi Yang Paling Sering Terjadi

“Kulit merupakan organ yang bertindak sebagai benteng pertahanan terhadap berbagai elemen yang mengancam tubuh mulai dari sinar matahari hingga bakteri," terang Bernard Cohen, M.D, direktur ilmu kesehatan kulit anak dari Johns Hopkins Children's Center.

Apa saja penyakit kulit pada bayi yang umumnya menyerang? Jangan sampai si kecil sakit apalagi masih proses menyapih. Berikut ini adalah beberapa penyakit kulit yang biasa terjadi pada bayi.

1. Biang Keringat

penyakit kulit bayi


Biang keringat atau miliaria adalah ruam kecil berwarna merah yang menonjol, menyebabkan gatal, dan sensasi menyengat, serta rasa perih di kulit.

Penyebab biang keringat adalah ketika seseorang berada di cuaca yang panas atau lingkungan yang lembab.

Biang keringat dapat disembuhkan dengan cara mendinginkan kulit dan menghindari lingkungan yang lembab.

Penggunaan AC terbilang sangat efektif untuk menyembuhkan biang keringat termasuk pada bayi.

Biang keringat tidaklah menular. Sehingga Moms jangan panik.

Bagaimana cara lain untuk menghindari biang keringat?

Gunakan AC, gunakan pakaian yang tidak terlalu tebal, usahakan suhu kamar nyaman dan tidak terlalu panas.

Gunakan benda bagi bayi yang terserang biang keringat. Banyak sekali rekomendasi benda untuk mengatasi biang keringat seperti caladine baby powder, herocyn baby powder, Cussons baby cream heat protection powder, atau zwitsal.

2. Ruam Popok

ruam popok


Ruam popok merupakan penyakit yang menyerang kulit bayi. Ruam popok juga dikenal dengan dermatitis popok.

Gejalanya adalah ruam merah dan bersisik di area kulit yang tertutup popok.

Penyebab ruam popok

  • Kontak yang cukup lama antara kuning dengan urine atau feses
  • Kelembaban yang yang lama
  • Adanya infeksi sekunder dari jamur
  • Popok yang terlalu ketat sehingga menyebabkan gesekan dengan kulit
  • Pengaruh jenis makanan yang mengakibatkan perubahan komposisi tinja
  • Adanya iritasi terhadap produk seperti deterjen dan aroma pewangi pakaian, sabun, maupun bedak.

Cara mengatasi ruam popok

  • Ganti popok bayi jangan sampai terlalu lembab
  • Gunakan air biasa untuk membersihkan area kulit yang tertutup popok
  • Oleskan krim pelembab
  • Sesuaikan ukuran pokok dengan tubuh bayi jangan sampai terlalu kecil
  • Segera bersihkan apabila bayi BAB
  • Cobalah gunakan popok dengan merk lain yang cocok dengan kulit bayi
  • Keringkan kulit bayi sebelum digunakan pokok
  • Hindari penggunaan produk bayi yang memicu alergi misalnya bedah dan lainnya
  • Hindari produk yang mengandung bahan kimia, seperti pewangi pakaian.
  • Hindari penggunaan tisu basah yang dapat memperparah iritasi
  • Jangan selalu menggunakan popok sekali pakai. Cobalah menggunakan popok yang dapat dicuci agar kulit bayi dapat bernapas.
  • Gunakan popok bayi yang berukuran lebih besar.

3. Intertrigo

penyakit kulit pada bayi


Intertrigo adalah penyakit kulit pada bayi berupa peradangan pada lipatan tubuh yang biasanya terjadi pada paha bagian dalam, ketiak, dan bagian bawah payudara atau perut.

Penyebabnya adalah gesekan yang membuat lipatan kulit menjadi hangat, lembab, dan mudah teriritasi. Sehingga merangsang tumbuhnya berbagai jamur, bakteri, dan ragi.

Penyakit ini salah satunya sering menyerang balita dan lanjut usia.

Cara mengatasi gejala intertrigo

  • Bersihkan kulit dengan sabun yang mengandung ketoconazole dengan kandungan 1%.
  • Oleskan krim yang mengandung clotrimazole dan hidrokortison dengan kadar 1%. Lakukan 2 kali sehari selama 3 hingga 8 Minggu.
  • Gunakan sabun ketoconazole 1% setidaknya 1 kali seminggu.
  • Keringkan kulit setelah mandi..
  • Hindari lingkungan yang lembab.

Pencegahan terhadap intertrigo

  • Selalu pastikan kulit kering setelah mandi.
  • Tidak menggunakan pakaian yang ketat.
  • Mencuci pakaian dengan sabun anti bakteri.
  • Berikan bedak anti jamur.
  • Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat.

4. Eksim

eksim


Eksim dapat muncul pada tubuh bayi mulai dari usia 3 sampai 4 bulan.

Eksim adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan.

Cara pencegahan dan pengobatan terbaik menurut National Eczema association, adalah dengan menyusui bayi.

Cara mengatasi atau mengobati eksim

  • Memandikan bayi dengan air yang sedikit hangat.
  • Tidak perlu menggosok kulit bayi.
  • Gunakan krim untuk mengendalikan eksim.
  • Gunakan antibiotik sesuai dengan resep dokter.
  • Memberikan ASI yang cukup bagi bayi.

5. Jerawat Bayi

Jerawat pada bayi biasanya muncul di bagian hidung dan dahi.

Jerawat keadaan bayi biasanya terjadi karena adanya unsur hormon dari sang ibu. Misalnya dengan hormon androgen.

Cara mengatasi isi jerawat pada bayi

  • Selalu menjaga kebersihan wajah
  • Bandingkan dengan air yang hangat
  • Pastikan tubuh bayi benar-benar kering setelah mandi
  • Gunakan sabun bayi tanpa pewangi
  • Hindari penggunaan krim pada wajah terutama krim yang dapat menyumbat pori-pori.
  • Jangan memecahkan jerawat pada bayi karena dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam kulit sehingga menyebabkan infeksi yang lebih parah.
  • Gunakan krim hanya dengan resep dokter.

6. Dermatitis seboroik


Dermatitis seboroik adalah gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan.

Gejala dermatitis seboroik antara lain

  • Kulit terasa gatal atau seperti terbakar,
  • Kulit kepala berwarna merah dan berketombe
  • Kulit bersisik berwarna putih atau kuning
  • Kelopak mata berkerah atau berwarna kemerahan

Penyakit dermatitis seboroik seringkali menyerang pada bayi yang baru lahir. Pada orang dewasa biasanya menyerang jenis kulit yang berminyak.

Menurut para ahli bayi yang terserang biasanya berumur 4 sampai 6 bulan. Penyebab nya adalah tumbuhnya jamur yang berlebih pada kulit.

Ciri utamanya adalah peradangan yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah, dan kadang-kadang terjadi juga pada leher, pipi, gak ada, dan belakang telinga.

Cara mengatasi dermatitis seboroik pada bayi 

  • memberikan baby oil atau minyak zaitun.
  • Memakai shampo setiap hari
  • Mengolesi kulit dengan minyak zaitun satu jam sebelum mandi
  • Mengolesi dengan krim steroid topikal yang diresepkan oleh dokter.

Cara mencegah dari dermatitis seboroik

  • Menghindari adanya gesekan pada kulit baik oleh sabun maupun handuk
  • Membatasi penggunaan sabun dengan kandungan alkohol
  • Lebih baik menggunakan sabun dengan kadar minyak yang tinggi
  • Menghindari berbagai macam makanan yang merangsang gatal pada kulit, misalnya telur, ikan laut, daging ayam, atau mie instan.
  • Gunakan air hangat ketika mandi.
  • Potong kuku anak agar selalu pendek
  • Gunakan sarung tangan pada bayi ketika tidur agar mengurangi efek menggaruk
  • Hindari suhu yang panas atau terlalu lembab.

7. Scabies

Scabies adalah penyakit kulit menular akibat tungau yang bernama sarcoptes scabiei.

Kita mengenal sekaligus dengan sebutan kudis. Penyakit ini disebabkan tungau yang masuk ke dalam kulit dan bertahan hidup, bertelur, dan berdiam di kulit selama 2 bulan lamanya.

Penyakit ini seringkali menjangkiti di lingkungan yang kurang sehat. Misalnya lingkungan yang padat, sanitasi buruk, dan sosial ekonomi yang rendah.

Scabies sangat mudah menular, melalui berbagai benda yang bersentuhan langsung dengan penderita. Misalnya pakaian, handuk maupun bantal.

Gejala Penyakit Scabies ialah

  • Gatal di sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, ketiak, dan bagian perut.
  • Rasa gatal akan lebih terasa ketika tidur.
  • Rasa gatal terasa pada bagian bokong, selangkangan, sekitar dada, dan alat kelamin.

Untuk menghindari penyakit scabies ini, perlu memperhatikan kesehatan lingkungan. 

Apabila sudah terserang, sebaiknya anak segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan krim yang bisa mengobati tersebut. Misalnya yang mengandung silikon, retinol, dan exfoliasi.

8. Milia

penyakit kulit bayi


Ini yang merupakan penyakit kulit yang berupa benjolan putih kecil di wajah bayi.

Pada umumnya Milia mudah disembuhkan. Hanya saja sebaiknya perlu dihindari beberapa hal berikut ini.
  • Jangan memencet, mengikis, ataupun mengotak-atik.
  • Jangan menggunakan sabun yang memiliki kadar kimia yang tinggi. Misalnya sabun anti bakteri.
  • Memandikan bayi dengan air yang hangat agar pori-pori terbuka dan melepaskan sel kulit mati serta biang iritasi lainnya.

Sumber Referensi:




No Comment
Add Comment
comment url