40 Contoh Majas Sarkasme dan Sinisme Kalimat dan Puisi

Majas sarkasme, sinisme, satire, ironi, dan innuendo memiliki kemiripan.

Semuanya adalah jenis majas yang bertujuan untuk menyindir.

Perbedaannya terletak pada tingkat sindiran tersebut. Sarkasme menyindir secara vulgar. Sedangkan ironi lebih halus dan menggunakan kata yang berlawanan.

Majas ini seringkali dipakai untuk mengolok-olok. Padahal sebetulnya adalah untuk mengkritik.

Banyak sekali penyair yang mengkritik pemerintah dengan menggunakan majas ironi.

Tentu saja dengan cara yang anggun dan elegan.

Terakhir ini majas tersebut dipakai hanya untuk mengolok satu golongan dengan golongan yang lainnya.

Hal ini tentunya kurang baik.

Oleh karena itu kami tidak menyarankan Anda memakai majas ini. Kita hanya cukup mempelajarinya saja agar terhindar dari penggunaan an-najah tersebut.

Alangkah baiknya kita memakai gaya bahasa yang sopan. Yang tidak menyinggung orang lain.

Banyak sekali jenis majas yang bisa kita pakai selain majas sarkasme dan sinisme.

Misalnya saja majas personifikasi, majas metafora, majas pleonasme, litotes, paradoks, dan lain sebagainya.

Yang terpenting perhatikan 3 hal ketika memakai majas.

Pertama adalah kesopanan. Kemudian kejujuran. Dan yang terakhir adalah daya tarik. Itulah tiga hal yang diperhatikan ketika kita berbicara.

Sekarang marilah kita memperhatikan dengan seksama penjelasan tentang majas sarkasme dan sinisme.

Pengertian Majas Sarkasme


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarkasme adalah penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau ejekan kasar.


Dari pengertian diatas kita memahami bahwa ini adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar.

Itulah sebabnya mengapa kita harus menghindari macet semacam ini.

Sebagai orang Indonesia dan orang yang beragama tentu kita harus memiliki akhlak yang luhur.

Akhlak yang luhur bisa terlihat dari lisan kita. Bahkan pepatah Melayu mengatakan tinggi Budi karena bahasa.

Artinya akhlak seseorang terlihat dari cara mereka berbicara.

Contoh Majas Sarkasme


Di bawah ini merupakan contoh kalimat yang mengandung majas sarkasme.


  • Jangan suruh aku datang ke rumahnya yang kotor itu. Kasihan badanku nanti alergi.
  • Pemalas bangun! Sudah siang seperti ini makin mendengkur saja!
  • Dia boleh mengaku sebagai wanita terhormat. Tapi dari penampilannya saja membuktikan dia wanita murahan .
  • Untuk apa memakai pakaian mini seperti itu? Memangnya kau mau melaju?!
  • Gayanya saja seperti orang kaya. Tapi hutangnya di mana-mana.
  • Kalau bicara yang jelas! Memangnya kau tak punya mulut?
  • Di mana otak kamu? Badan sudah besar tapi kelakuan seperti anak kecil.
  • Kenapa kau ajak Kakak? Sekalian saja kau ajak satpam dan baby sitter-mu.
  • Mau muntah saya melihat kamu! Sudah ditolong malah tak tahu terima kasih.
  • Kerja apa pun kau tak pernah becus. Sebaiknya kau mati saja secepat mungkin.
  • Kau ini manusia atau setan?
  • Kukira kau manusia berpendidikan. Rupanya hanya sampah masyarakat saja.
  • Apa kau tak punya telinga? Tak pernah mendengar kata-kataku.
  • Kau betul-betul orang yang tak tahu diri. Sudahlah diberi hutang. Tidak membayar pula. Sekarang kau ajak orang lain untuk membenciku.
  • Kenapa kau datang lagi ke sini? Aku sudah tidak butuh sama sekali walaupun sekedar melihatmu.
  • Jangan pernah sekali-kali menginjakkan kaki ke rumahku. Aku tak sudi melihat orang yang pandai menjilat dan berkhianat.
  • Sudah berapa ribu kali aku katakan? Memangnya kau tak bisa mendengar? Sekarang pergilah semaumu!
  • Apa yang bisa diharapkan dengan orang yang keras seperti itu?
  • Apa gunanya bergaul dengan kami? Kami tak butuh orang yang suka berkhianat seperti kamu.
  • Wanita jalang seperti itu kau bilang dia wanita baik-baik? Mana matamu?
  • Dia memang laki-laki yang tak punya harga diri. Datang lagi ke sini hanya untuk mengemis-ngemis. Kakiku ini rasanya ingin menendang dia jauh-jauh.
  • Yang benar saja?! Adikmu kesulitan kau masih bersenang-senang? Kau memang berhati iblis.
  • Aku jijik sekali berada dekat orang yang sering berpura-pura baik. Padahal hatinya busuk.
  • Pendidikanya saja sampai S3. Tapi kelakuannya seperti orang kampung yang tak kenal tata krama.
  • Dia pikir bisa jadi bagian dari keluarga ini? Apa dianggap tidak punya otak berpikir, bajunya saja lusuh dan kumal seperti itu.
  • Aku tidak bangga sama sekali melihatmu berpakaian seperti wanita jalang ini.
  • Apa yang diharapkan dari orang yang seperti anjing itu. Hanya setia pada orang yang memberinya makan.
  • Aku tidak akan sekali-kali lagi datang ke ke perkampungan kumuh itu. Bisa-bisa aku mati mendadak.
  • Para buzzer itu kerjanya hanya mengadu domba saja. Apa gunanya uang haram yang mereka kumpulkan?
  • Dia yang tak tahu diri. Kekayaan ayahnya dia jual. Kenapa nggak sekalian jual diri saja?
  • Apa yang kau bisa? Kau hanya ahli tidur saja. Memangnya kau mau menghabiskan hidup ini seperti binatang jalang.
  • Aku tidak pernah melihat orang sebodoh kamu. Tak pernah becus mengerjakan apapun.

Di dalam beberapa kalimat yang merupakan contoh dari majas sarkasme. Sekali lagi ingat jangan pernah ucapkan kata-kata seperti itu.

Seluruh kalimat dalam majas sarkasme merupakan kata-kata yang tidak baik. Oleh karenanya kita mengetahui hanya sebatas untuk mempelajari.

Kemudian kita menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Majas Sarkasme Dalam Puisi


Beberapa karya sastra menggunakan majas sarkasme.

Terutama karya sastra yang bertujuan untuk mengkritik sesuatu.

Meskipun demikian karya sastra ini merupakan karya sastra kelas rendah. Karena semua orang pun bisa mengkritik dan bisa berbicara kasar.

Berikut ini adalah contoh-contoh puisi.


Bodoh

Mulai kapan kau jadi bodoh?
Menukar masa remajamu dengan kegelapan.

Kau undang masa depan dengan cahaya yang suram.

Apakah kau tak punya otak
Yang bisa kau pakai untuk berpikir

Atau kau punya hati
Yang dengannya kau bisa merasa.

Kelak
ketika masa depan
sudah mencekikmu

Lalu kau berteriak
Menjerit sampai ke langit

Tapi tak ada yang mendengar

Di situlah kau mulai tahu
Bahwa kau telah sia-siakan
Masa remaja yang gemilang.



Wanita Jalang

Di sudut malam
Tangannya memegang
Sebatang rokok.

Dihembuskannya ke udara
Dilepaskan seperti ia lepaskan imannya.

Ia masuk dalam kegelapan
Dan mengajak lelaki
Menuju kotornya malam.

Sungguh ia tidak kelaparan
Tidak juga didera kemiskinan

Wanita jalang
Berdiri di pinggir jalan
Sekedar berjualan
Agar bisa membeli HP idaman.


Serdadu Iblis

Para serdadu iblis
Terbahak-bahak dalam maksiat

Matanya berkerling
Berkedip-kedip
Saat melihat orang berangkat ke masjid.

Para serdadu iblis
Menikmati terangnya dunia
Yang sebentar dan seketika
Tapi lama bagi mereka.

Mereka tak pernah tahu
Betapa teduhnya hati beriman
Mereka tak pernah mengerti
Arti dari sebuah ketenangan.

Yang mereka tahu adalah:
Kata-kata yang bernilai sampah
ucapan yang sangat nista
Lebih rendah dari binatang
Tapi mereka merasa laksana Bintang.


Pandai

Engkau adalah manusia
Yang pandainya tak terkira.
Kau curi harta negara
Tapi berlagak bagai pahlawan.

Rakyatmu engkau bela
Kau turun ke jalan
teriak-teriak di bawah terik.

Lalu rakyatmu yang bodoh
Memilihmu duduk di kursi yang mewah.

Betapa pandainya
Kau curi harta negara
Dengan cara yang tak sama.

Ideologi engkau bela
Tapi kau jual kekayaan negara.


Majas Sinisme


Berdasarkan KBBI, majas sinisme adalah pandangan atau pernyataan sikap yang mengejek atau memandang rendah; 2 pandangan atau gagasan yang tidak melihat suatu kebaikan apa pun dan meragukan sifat baik yang ada pada manusia.

Contoh Kalimat Sinisme


  • Saya juga bisa naik jabatan, asalkan mau jadi babunya bos.
  • Dia memang pantas menduduki jabatan itu. Lha wong dia pandai mencari muka.
  • Kalau kamu mau tahu juga bisa kayak seperti dia. Asalkan pandai merebut warisan orang lain.
  • Pantes aja dia juara satu. Dia pandai bermain mata dengan para juri.
  • Dia memang juara. Juara membohongi orang lain.
  • Sikap seperti apa yang dia punya. Kau lemparkan uang Rp100.000 pun dia bisa berubah.
  • Dia memang sangat dermawan, kalau ada maunya saja.
  • Orang seperti itu memang sering menghormati orang lain. Tapi hanya menghormati orang kaya saja. Kau yang miskin jangan berharap mendapat hormat darinya.
  • Hidup ini hanya sebentar. Dan aku berharap dia lebih sebentar lagi hidupnya karena kalau lama banyak menimbulkan masalah.
  • Semua lelaki sangat suka kepadanya. Kan dia memang suka memurahkan tubuhnya.



Demikianlah beberapa contoh dari majas sarkasme dan sinisme. Kedua majas yang digunakan untuk menyindir dengan kata-kata yang menyakiti dan merendahkan.

Mudah-mudahan kamu tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti itu. Jadilah orang yang baik dan ucapkan sesuatu yang baik. Kalau tak bisa lebih baik diam.

Pelajari juga: majas sinekdoke, alusio, dan hiperbola.
No Comment
Add Comment
comment url