Majas Ironi: Contoh dan Pengertian Menurut Ahli

Majas Ironi -- Kepribadian seseorang berbeda-beda. Cara mereka mengungkapkan sesuatu juga tidak sama.

Untuk keperluan itu mereka memiliki majas. Bagian dari gaya bahasa yang mengungkapkan kepribadian sang penutur.

Ada majas yang menggunakan perbandingan. Seperti majas metafora atau personifikasi.

Ada juga yang menekankan kehalusan seperti eufemisme dan litotes. Pun ada yang sebaliknya seperti hiperbola.

Dan Sebagian ada yang menggunakan pertentangan. Misalnya majas paradoks dan ironi.



Pengertian Majas Ironi Menurut Para Ahli


Ketika kita mencari definisi tentang majas ironi tentunya banyak sekali definisi yang disampaikan.

Meskipun terlihat berbeda namun pada hakikatnya ada kesamaan.

Berikut ini beberapa pengertian majas ironi menurut para ahli.

Menurut Tarigan ( 2009: 61):
Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan seringkali bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan itu.

Menurut Keraf (2010: 143)
Ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dengan apa yang terkandung dari rangkaian kata-katanya.

Dari definisi di atas terlihat bahwa terdapat poin penting dalam majas ini. Yaitu adanya pertentangan dan makna berlawanan.

Gaya bahasa ironi berdekatan dengan sarkasme, satire, dan sinisme. Yang membedakannya adalah tingkat penekanan.

Ironi lebih halus dibandingkan dengan sarkasme.

Contoh Dan Penjelasan



Dalam memahami majas ironi kita harus memahami konteksnya. Setelah memahami konteksnya, barulah kita tahu apakah sebuah tuturan mengandung ironi ataukah tidak.

Contoh.

Konteks: Rudi berjanji pada Lina untuk membantunya ketika pindah rumah. Banyak sekali barang-barang yang harus diangkut. Tentunya Lina akan kerepotan apabila mengerjakannya sendiri.

Pada hari pindah-pindah ternyata Rudi tidak bisa datang tepat waktu. Ketika itu Lina bekerja sendirian. Rudi baru datang ketika semuanya hampir selesai.

Sebetulnya ia tidak mengerjakan apa-apa kecuali hanya mengangkut sebuah kardus saja.

Kemudian terjadilah percakapan.

Lina: Terimakasih untuk bantuannya. Aku ngga bisa membalas kebaikanmu.
Rudi: Ah, biasa saja.

Pada percakapan di atas terdapat ironi.

Karena sebetulnya Rudi tidak membantu Lina. Bantuan Rudi hanyalah sesuatu yang sangat kecil. Tetapi Lina mengucapkan bahwa ia tidak bisa membalas kebaikan Rudi.

Contoh Majas Ironi dalam Kalimat


Berikut ini banyak contoh kalimat kalimat yang mengandung majas ironi.

Dia adalah pemimpin yang sangat sukses. Semenjak di bawah kepemimpinannya, dia sukses membuat masyarakatnya semakin sengsara.

Penjelasannya:

Kalimat di atas menjelaskan tentang seseorang yang sukses. Sukses memiliki arti berhasil, mencapai tujuannya.

Namun sukses di atas bermakna negatif ketika disandingkan dengan sukses menyengsarakan rakyatnya.


Contohlah si Rani! Dia adalah siswa teladan. Setiap tugas tidak pernah dikerjakannya.

Siswa teladan adalah siswa yang bisa dijadikan contoh. Namun kalimat di atas bukan pujian melainkan sesuatu untuk menyindir. Yakni jangan ditambahkan bahwa Rani tidak pernah mengerjakan tugasnya.


Harum benar bau tubuhmu!

Kata harum merupakan patokan untuk menjadikan kalimat tersebut ironi. Karena maksud dari adalah “bau.”


Siapa yang menyangka demikian? Pemuda itu tampak kalem dan indah penampilannya. Inilah pelajaran bahwa kita tidak boleh mempercayai penampilan luar saja.

Ironi yang terdapat pada kalimat di atas adalah pujian penampilan yang baik. Namun ternyata kelakuannya tidak sesuai penampilan.


Dalam sejarah pemilu, inilah pemilu yang terbaik. Karena sebelum pemilihan sudah bisa ditebak siapa pemenangnya.

Hasil pemilu tidak diketahui kecuali setelah perhitungan. Akan menjadi Ironi apabila hasilnya sudah diketahui padahal belum dilaksanakan pemilu.


Akhirnya hari-hari yang ditakutkan itu tiba juga. Tono menerima sepucuk surat cinta yang menyatakan perpisahan mereka untuk selama-lamanya.

Surat cinta biasanya adalah surat yang berisikan kebahagiaan. Namun apabila surat cinta mewakili perpisahan itu merupakan kesedihan.



Saya prihatin sekali dengan masyarakat. Kenapa sih meributkan uang 5 milyar yang dibuat untuk membuat website?

Kalimat diatas merupakan sindiran kepada pemerintah yang mengeluarkan biaya sebesar 5 milyar. Dana sebesar itu hanya digunakan untuk membuat sebuah website. Padahal jika membuat website, cukup dengan biaya 300 ribu saja.


Kemarin baru saja datang berita bagus. DPR akan menganggarkan 2 miliar untuk pembuatan WC.

Kalimat di atas menggambarkan sebuah berita yang baik. Padahal berlawanan dengan pernyataan. Anggaran 2 miliar untuk membuat WC bukanlah berita agus melainkan berita buruk.


Luar biasa! Ternyata yang mendapatkan bantuan adalah orang-orang miskin yang wajahnya bening-bening.

Kalimat diatas merupakan sindiran bukan pujian. Walaupun diawali dengan pujian ya Ini kata “luar biasa,” namun diakhiri dengan sindirian.


Anggota DPR ke sangat ketat mengawasi pembuatan anggaran. Jangan sampai mereka tidak mendapatkan bagian.

Mengawasi merupakan salah satu fungsi dari DPR. Jangan sampai uang negara dibuang sia-sia.

Tapi kalimat diatas justru menyindir DPR yang hanya mengawasi agar uang negara bisa masuk ke kantong mereka.


Kecantikan wajahnya memiliki keanehan. Karena setiap kali orang-orang melihatnya kadang kadang mual dan ingin muntah.

Diawali dengan pujian namun kalimat berikutnya bermakna negatif. Kecantikan biasanya identik dengan pujian.

Namun ketika kecantikan membuat mentah maksudnya adalah wajahnya jelek. Di situlah letak ironinya.


Contoh lah dia yang rajin bekerja tanpa banyak bicara. Dia banyak pidato saja.

Kalimat diatas mengandung seseorang yang tidak banyak bicara. Akan tetapi hal tersebut untuk menunjukkan bahwa dia justru banyak bicara.


Siapa bilang usianya sudah 60 tahun? Justru dia masih sangat muda. Buktinya banyak sekali perempuan yang menjadi korban rayuannya.

Kalimat di atas betul-betul merupakan sindiran yang berat. Menyindir orang tua yang kelakuannya masih sama dengan anak muda.


Dari penelitian dibuktikan bahwa indonesia adalah negeri yang murah senyum dan banyak tertawa. Penyebabnya adalah kelucuan para pemimpinnya.

Kalimat di awal bahwa Indonesia negeri yang murah senyum bukanlah pernyataan sebenarnya. Pesan yang ingin disampaikan justru pada kalimat berikutnya.

Bahwa pemimpinnya melakukan hal-hal yang dianggap tidak merakyat.


Lirikan mata hakim itu memiliki kekuatan. Sekali lirik uang satu juta dua juta bisa langsung ada di kantongnya.

Kalimat diatas diawali dengan sanjungan kemudian penghinaan. Maka terjadilah ironi.

Yang dimaksud dengan mata yang memiliki kekuatan adalah ia selalu meminta uang sogokan.


Sebenarnya engkau adalah laki-laki sempurna bagiku. Sempurna dalam menyakiti dan melukai.


Majas Ironi Dalam Puisi


Ada banyak puisi yang mengandung majas ironi. Biasanya merupakan puisi yang berisikan kritik sosial.

Seperti puisi-puisi yang disampaikan oleh Taufik Ismail dan WS Rendra.

Kedua penyair tersebut sering kali melontarkan kritik baik kepada pemerintah, masa masyarakat, dan diri sendiri.


Berikut ini beberapa puisi dengan menggunakan majas tersebut.

Memang Selalu Demikian, Hadi

Setiap perjuangan selalu melahirkan
Sejumlah pengkhianat dan para penjilat
Jangan kau gusar, Hadi.

Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita
Pada kaum yang bimbang menghadapi gelombang
Jangan kau kecewa, Hadi.

Setiap perjuangan yang akan menang
Selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
Dan para jagoan kesiangan.

Memang demikianlah halnya, Hadi.


Kalimat Ironi


Berikut ini tambahan contoh kalimat kalimat yang mengandung majas ironi.

  • Para pejabat sangat pandai menilap uang negeri ini.
  • Jangan ditanya kepintarannya memotong uang birokrasi.
  • Beginilah orang yang tepat waktu. Datang ke acara kalau acaranya sudah bubar.
  • Dia benar-benar baik hati sampai-sampai tega membiarkan sahabatnya kelaparan.
  • Suaranya sungguh merdu seperti bunyi kaleng yang dilempar.
  • Kata-katanya mengalir indah tak ubahnya kecomberan yang membusuk.
  • Dia memang pandai merapikan rumah. Sampai-sampai setiap hari rumahnya seperti kapal pecah .
  • Merdunya suaramu membuat telingaku sakit.
  • Mereka benar-benar pasangan yang serasi dalam bertengkar dan bertengkar.
  • Harga dirinya memang sangat mahal sehingga harus mengeluarkan satu juta agar sikapnya berubah.
  • Kamarnya sangat nyaman membuat orang yang tidur di dalamnya tidak bisa meminjamkan mata.
  • Tidak ada yang lebih juara dalam pelajaran matematika kecuali dia. Lima kali berturut-turut hanya mendapat nilai di bawah lima.



Dengan membaca contoh-contoh majas tersebut, semoga kamu memahami apa itu majas ironi.
No Comment
Add Comment
comment url