Buatlah tiga bait puisi jenis balada dengan tema cinta kepada orangtua
Buatlah tiga bait puisi jenis balada dengan tema "cinta kepada orangtua"!
Jawab
Contoh Puisi Balada #1
Ayah melangkahkan kaki
di setiap pagi yang buta
menuju ladang-ladang
demi masa depan yang terang
Tangannya legam
terbakar matahari
kakinya hitam
sebab terendam lumpur sawah
Setelah matahari naik sedikit
ibu datang membawakan nasi
untuk mereka nikmati
di antara derai angin
Contoh Puisi Balada # 2
Berikut ini contoh lain dari puisi balada dengan tema cinta kepada orang tua.
Malam yang sunyi ini
rintik hujan berbunyi
bergemelatak di atas atap
membangunkan kenanganku
bersama ayah dan ibu
mereka, tak letih menuntunku
agar kaki ini kuat melangkah
menyongsong kegelapan
di masa depan
ayah bercerita
bahwa di depan sana
selalu ada cahaya
ibu selalu berkata
ke manapun aku pergi
cintanya kan selalu menemani
Contoh Puisi Balada #3
Masih mengenai cinta kepada orang tua, berikut ini puisi balada terbaru.
Ayah merisaukanku
pandangannya jauh ke depan
seolah ingin menembus kegelapan
sembari meminum secangkir kopi
Lisannya berkata
mengeluarkan nasehat
untuk anak-anaknya tercinta
bahwa hari demi hari
akan selalu begini
kecuali
kau bekerja, tekun tanpa menyerah
agar masa depan mulai megah
oh ayah
kakimu terseok memapah
agar kamu tak jatuh rebah
oh ibu
kau selalu sendu
memikirkan anak-anakmu
Pembahasan
Puisi balada merupakan puisi yang berisikan kisah. Maka ciri utama dari puisi balada, mengisahkan sesuatu.
Jika kamu ingin membuat puisi balada mengenai cinta kepada orang tua, kamu bisa mengisahkan perjuangan atau pengorbanan orang tua untukmu.
Atau mengisahkan bagaimana seorang ibu yang berjuang demi mendidik anak-anaknya. Bisa juga mengisahkan seorang ayah yang letih bekerja.
Karena inti dari puisi balada adalah kisah.
Penyair balada yang terkenal di Indonesia adalah W.S Rendra.
Perhatikan bagaimana W.S Rendra berkisah melalui puisi baladanya.
Balada Ibu
Karya: W.S. Rendra
Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lelakinya.
Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.
Perhatikan baik-baik puisi balada karya W. S Rendra tersebut. Bukankah puisi tersebut sedang berkisah tentang sesuatu? Itulah puisi badala.